Program Capres Atasi Masalah Kesehatan, 1 Desa 1 Puskemas 1 Nakes
Visi dan misi sektor kesehatan yang diusung capres-cawapres peserta Pilpres 2024
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Masalah kesehatan menjadi satu dari berbagai hal yang disorot untuk membawa Indonesia semakin maju ke depan.
Dari segala masalah kesehatan yang ada, perlu ramuan khusus maupun umum untuk mengatasi persoalan.
Termasuk visi dan misi sektor kesehatan yang diusung capres-cawapres peserta Pilpres 2024.
Seluruhnya memiliki terobosan Indonesia semakin sehat.
Seperti yang diungkap oleh Wakil Ketua Representatif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Charles Honoris, menegaskan, kesehatan merupakan dasar dari pengakuan derajat kemanusiaan.
Menurut Charles, kesehatan adalah pondasi yang memungkinkan seseorang menikmati kehidupan secara penuh sebagai manusia.
Tanpa kesehatan, semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan hak-hak lainnya, menjadi terbatas.
Ia menjelaskan, program 1 Desa, 1 Puskesmas, dan 1 Nakes (tenaga kesehatan) menjadi langkah konkret Ganjar-Mahfud dalam menangani masalah ketimpangan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Baginya, program-program seperti pendidikan gratis, bantuan sosial, dan lainnya tidak bermakna jika warga negara sebagai penerimanya tidak sehat.
"Dengan jumlah penduduk 278,8 juta jiwa, menurut standar WHO, Indonesia seharusnya memiliki 278.700 dokter umum, yaitu dengan rasio 1 dokter umum: 1.000 penduduk," tegas Charles.
Namun, data Kementerian Kesehatan per Juni 2023 menunjukkan bahwa jumlah dokter umum di Indonesia masih kurang, mencapai 159.977 atau masih kekurangan sekitar 118.000-an dokter umum untuk mencapai standar WHO.
Baca juga: Jubir Timnas AMIN Soal Utang Luar Negeri untuk Belanja Alat Perang: Pemimpin Harus Punya Prioritas
Charles menekankan bahwa masalah ini bukan hanya terletak pada jumlah dokter, tetapi juga pada jumlah Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan utama di Masyarakat.
"Dengan jumlah Puskesmas seluruh Indonesia saat ini 10.435 unit, jumlah tersebut masih jauh dari minimal yang diperlukan, terutama mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan beraneka ragam," ujarnya.
Charles menggambarkan betapa sulitnya akses kesehatan bagi warga yang tinggal di daerah terpencil, seperti desa-daerah kepulauan.