TKN Prabowo-Gibran dan Jokowi Sependapat soal Data Kemhan, TPN: Yang Disebut Ganjar Bukan Rahasia
Ganjar dan Anies minta Prabowo membuka data Kementerian Pertahanan. TKN Prabowo-Gibran dan Presiden Jokowi sebut tak semua bisa dipaparkan ke publik.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pada debat ketiga calon presiden (capres), Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak melemparkan kritik kepada Prabowo Subianto perihal kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Ganjar dan Anies meminta Prabowo untuk memaparkan data yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Menanggapi keinginan kedua capres itu, Presiden Jokowi menyebut, tak semua data pertahanan dan keamanan bisa disampaikan kepada publik.
Hal itu dilontarkannya ketika berada di Kampung Kecil, Kawasan Serang, Banten, Senin, (8/1/2023).
"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan kemaanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi.
Pasalnya, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, masalah pertahanan menyangkut strategi besar negara.
Jokowi menyatakan, bahwa data pertahanan tak seperti toko kelontong yang semuanya bisa dibuka.
"Karena ini menyangkut strategi besar negara tidak bisa semua dibuka kaya toko kelontong nggak bisa," terangnya.
Hal senada dituturkan oleh Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid.
Nusron menyatakan, Prabowo sebagai Menhan tak akan membuka data pertahanan negara karena itu bersifat rahasia.
Baca juga: Komentar Mahfud soal Data Rahasia Kemhan: Tak Semua Hal Rahasia, Anggaran Harus Dibuka
"Soal Mas Anies dan Ganjar minta data pertahanan dibuka dan disampaikan dalam debat, jelas Pak Prabowo sebagai Menhan tidak mungkin bersedia sebab tidak mungkin data alutsista dan jenis yang kita miliki dibuka secara telanjang," ucap Nusron di Jakarta, Senin.
Menurutnya, menjaga suatu aspek yang menjadi kerahasiaan adalah suatu tantangan di negara demokrasi seperti Indonesia karena selalu ada tegangan di dalamnya.
Memang transparansi merupakan hal yang penting, tetapi di sisi lain, sambung Nusron, pertahanan negara juga perlu kerahasiaan.
"Di setiap negara demokratis itu memang selalu ada tegangan antara secrecy (kerahasiaan) dengan defense dan security (pertahanan dan keamanan)."