Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Pilpres 2024: Anies-Muhaimin Vs Ganjar-Mahfud Saling Salip, Prabowo-Gibran Cenderung Stagnan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan 12 lembaga, elektabilitas Prabowo-Gibran cenderung stagnan, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud saling salip.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Survei Pilpres 2024:  Anies-Muhaimin Vs Ganjar-Mahfud Saling Salip, Prabowo-Gibran Cenderung Stagnan
Tribunnews.com
3 pasang Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Elektbailitas Capres-Cawapres terbaru menunjukkan Prabowo-Gibran stagnan, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud saling salip. 

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Firman Noor kenaikan elektabilitas Anies-Muhaimin sebagai bukti adanya diversifikasi pendukung.

“Strategi berpasangan dengan Muhaimin Iskandar membuktikan diversifikasi pendukung. Terlihat ada tambahan dukungan dari kelompok yang selama ini bukan pendukung tradisional Anies,” ujar Firman, Rabu (10/1/2024).

Firman melihat ceritanya kemungkinan bakal berbeda jika Anies tidak memilih Muhaimin.

Firman sepakat dengan tesis yang mengatakan Muhaimin akan banyak membawa manfaat secara politis bagi Anies.

Baca juga: Megawati Blak-blakan Ungkap 3 Alasan Buat Dirinya Pilih Ganjar-Mahfud jadi Capres-Cawapres

Faktor lain naiknya elektabilitas Anies disebabkan sentimen negatif baik terhadap Prabowo maupun pendukung Jokowi.

“Meskipun sama-sama pendukung Prabowo tapi kita lihat dukungan dua tokoh lawas yang sudah malang melintang di dunia politik tidak cukup bisa menghentikan popularitas Anies,” katanya.

Firman menjelaskan kubu Prabowo harus benar-benar memperhatikan tren kenaikan elektabilitas Anies.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Prabowo pun tidak bisa mendominasi elektabilitas menjelang pemungutan suara 14 Februari 2024.

Hal senada juga diungkapkan peneliti utama politik BRIN, Prof Siti Zuhro.

Dalam Pilpres 2024 ini sosok cawapres sangat mempengaruhi tingkat kemenangan.

Hal tersebut dikarenakan tidak ada sosok capres yang menonjol seperti Pilpres sebelumnya.

"Kali ini (Capres) tidak ada yang dominan atau istilahnya tidak ada yang populis," kata Siti Zuhro di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (10/1/2024).


Ia lantas mencontohkan dalam Pilpres sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dipasangkan oleh siapapun pasti menang.

Begitu juga dengan Jokowi dengan siapapun juga menang termasuk dengan Jusuf Kalla.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas