Strategi Ganjar Pranowo Bawa UMKM Naik Kelas: Permudah Akses Modal Hingga Pendampingan
Pelaku UMKM harus tahu apa yang dia kerjakan alias memiliki product knowledge dari produk mereka.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, membeberkan strateginya membawa Usaha Mikro, Kecil, & Menengah (UMKM) naik kelas.
Pertama, menurut Ganjar, pelaku UMKM harus tahu apa yang dia kerjakan alias memiliki product knowledge dari produk mereka.
"Ketika dia tau persis di situ, maka asesmen dilakukan dengan pemerintah. Di situlah kemudian nanti dia akan perlu pelatihan [dan] fasilitas macam-macam," katanya dalam acara Dialog Capres Bersama Kadin di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Baca juga: Ganjar Pranowo Siapkan Modernisasi Pertanian untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan
Strategi berikutnya adalah pelaku UMKM ini harus diberikan akses permodalan. Ia menyebut Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ganjar pun bercerita ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia pernah berhasil mematok suku bunga KUR sebesar 7 persen.
Waktu itu, ia pernah mendapat masukan mengenai suku bunga bank yang tinggi sekali, tak mampu dijangkau oleh pelaku UMKM.
"Lalu saya panggil sebagai pemilik bank, waktu itu Bank Jateng. 'Coba konsultasi sama OJK, berapa suku bunga terendah yang bisa kita tentukan,'," kata Ganjar.
"Mau ekstrem? 6 persen pak. Kalo agak sedikit moderat 7 persen," kata Ganjar menirukan jawaban yang ia terima.
"Oke 7 persen kita laksanakan besok," ujar Ganjar lagi menirukan perkataannya waktu itu.
Strategi selanjutnya adalah pendampingan. Di sini, Ganjar kembali menceritakan ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jateng, dirinya berhasil melobi para duta besar untuk membawa produk UMKM Jawa Tengah mendunia.
Dalam cerita, ia sampai menghubungi para duta besar secara langsung untuk bisa membawa produk UMKM Jawa Tengah mendunia. Hasilnya, Jepang dan Prancis tertarik akan produk yang ditawarkan.
"Akhirnya Jepang (tertarik). Kita jualan. Jepang minta, 'Saya mau segala produknya, tapi tolong dikurasi dulu terus kami akan seleksi.' Akhirnya masuk yang makanan," kata Ganjar.
"Di Prancis tidak (sama dengan Jepang). Yang Prancis ini macam-macam bisa masuk. Saya punya teman Prancis akhirnya diambil dan kemudian sudah repeat order," lanjutnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia