Banyak Kader PDIP Mundur saat Pemilu 2024, Pengamat: Tidak Nyaman, Karier Politik Tak Jelas
Pengamat menilai faktor ketidaknyamanan dan karier politik tidak jelas menjadi penyebab kader PDIP banyak yang mundur saat Pilpres 2024.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
Ujang juga menilai mundurnya kader PDIP memiliki kesamaan alasan seperti Maruarar Sirait yang ingin mengikuti langkah politik Jokowi yaitu pecah kongsi dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Kedua, bisa jadi bahwa yang keluar-keluar adalah geng-geng atau loyalis kelompok Jokowi. Kalau Jokowinya sudah pecah kongsi, sudah tidak bersama-sama PDIP lagi walaupun belum mundur, mereka terlebih dahulu mundur," tuturnya.
Ujang juga menilai bahwa tidak ada faktor perbedaan ideologis antara partai dan para kader PDIP yang mundur tersebut.
Dia menegaskan bahwa kader yang mundur karena sudah tidak nyaman di PDIP dan tidak adanya jenjang karier politik yang jelas.
Ujang pun mencontohkan Maruarar Sirait alias Ara ketika tidak jadi menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di era pemerintahan Jokowi jilid I.
Kemudian, pada Pileg 2019, Ara dipindah dari daerah pemilihan (dapil) Jabar IX ke dapil Jabar III.
Menurutnya, ini adalah wujud ketidakjelasan karier politik di PDIP.
Baca juga: Respons Puan, Djarot Saiful, hingga Ganjar soal Mundurnya Maruarar Sirait, PDIP Disebut Tetap Solid
"Artinya mungkin sudah tidak sekuat dulu. Jadi tidak ada masa depan politik dan tidak nyamannya di situ," kata Ujang soal Ara.
Selanjutnya, ketika ditanya soal apakah maraknya kader mundur akan memengaruhi elektabilitas PDIP, Ujang turut mengamini.
"Mungkin bisa, besar atau kecil, pasti berdampak," katanya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024