Gibran Tanya soal 'Greenflation', Mahfud MD: Pertanyaan Receh Itu, Bagian dari Gimik Saja
Mahfud mengatakan bahwa pertanyaan Gibran soal greenflation tidak layak untuk dijawab.
Editor: Erik S
Saat Gibran selesai menjelaskan, moderator pun memberikan kesempatan Mahfud untuk menanggapi.
Menurut Mahfud, jawaban Gibran juga “ngawur”.
Sebut Mahfud MD ngambek
Gibran berkelakar mengenai Mahfud MD yang 'ngambek' akibat mendapat pertanyaan sulit seperti carbon capture dan greenflation atau inflasi hijau.
"Sepertinya Prof Mahfud agak ngambek ya soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit, karbon capture (dan) Greenflation, selalu dikomenin pertanyaan receh," kata Gibran.
"Kalau receh ya dijawab, Pak. Segampang itu," lanjutnya.
Baca juga: Ruhut Sitompul Respons Debat Cawapres Malam Ini: Sedih Nggak Lihat Gibran?
Dalam acara debat kali ini, Mahfud sempat mendapat pertanyaan mengenai greenflation. Ia menjawab, orang Madura lebih dulu mengatasi greenflation atau inflasi energi hijau.
Mahfud menjelaskan, apa itu transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau atau ekonomi sirkular.
"Di mana sebuah proses pemanfaatan produk ekonomi, pangan, diproduksi kemudian dimanfaatkan kemudian di-recycle," ujar Mahfud.
Mahfud menambahkan, pentingnya me-recycle suatu barang sehingga tidak mengganggu ekologi. Lalu, Mahfud MD mencontohkan soal kebiasaan orang Madura.
"Saya punya cerita kalau bicara soal recycle soal ekonomi hijau, saya merasa berbangga sebagai orang Madura karena orang Madura yang pertama dulu mempelopori ekonomi hijau," tutur Mahfud.
Ekonomi sirkular yang dimaksud Mahfud, yakni di mana orang Madura itu yang memunguti sampah-sampah, plastik-plastik, lalu diolah kembali
"Sehingga sebenarnya ekonomi sirkular sudah menjadi kesadaran masyarakat," terang Mahfud.
Sedangkan untuk mengatasi inflasi, ucap Mahfud, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengatasi persoalan. Terutama, kebijakan berbasis data.
"Itu yang harus kita pahami tentang ekonomi hijau. Inflasi hijau. Nah saudara, banyak hal yang harus kita lakukan. Misalnya ukuran kemajuan ekonomi kita selalu diukur dari sekitarnya mahal, misalnya pertumbuhan, kemiskinan, ketimpangan. Ada satu ditambahkan emisi," imbuh Mahfud.