Sekjen PDIP: Mahfud MD Menjaga Marwah Debat Lewat Keseriusan Bertanya, Menjawab dan Menjaga Sikap
Hasto pun mengulas soal syarat usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menilai, dari debat cawapres keempat, Prof. Mahfud menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab dan menjaga sikap.
Hasto pun mengulas soal syarat usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional.
Baca juga: Bantah Narasi Gibran di Debat Cawapres, Greenpeace Tegaskan Hilirisasi Tak Bisa Entaskan Kemiskinan
Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi mengubah hal itu.
"Yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi. Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimmick sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain," kata Hasto kepada wartawan, Senin (22/1/2024).
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) ini pun mengatakan, debat tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main.
Dia juga menyoroti aksi Cawapres Gibran Rakabuming Raka yang beberapa kali menyebut sosok mantan Menteri Perdagangan, Tom Lembong.
Baca juga: Kubu TPN Ganjar Mahfud Komentari Debat Cawapres Semalam, Singgung soal Tata Krama
“Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis," ujar Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel daripada membela kepentingan rakyat.
“21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri Nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran," sambung Hasto.
Publik akhirnya bereaksi negatif dan munculnya peristiwa ketika di Amerika, Presiden Jokowi meminta Tom Lembong untuk membantu dalam sesi tanya jawab pertanyaan.
Hal yang menarik, kata Hasto, Prof. Mahfud dengan pengalaman yang luas tidak terpancing atas berbagai upaya Gibran.
"Prof. Mahfud menunjukkan ketegasannya bahkan tidak mau menjawab pertanyaan. Apalagi ada pengamat yang kemudian menanggapi debat menyebutkan bahwa pertanyaan soal greenflation itu, penjelasan Gibran tidak tepat dan jangan-jangan Gibran tidak paham," ujar politisi asal Yogyakarta itu.
Hasto juga memperhatikan perbincangan di sosial media saat debat dan usai debat memberikan sentimen positif terhadap Prof. Mahfud dan sebaliknya menunjukkan sentimen negatif atas penampilan Gibran.
Maka, TPN meyakini kualitas Ganjar sebagai Presiden Rakyat semakin memberi dampak positif.
“Pak Ganjar akan fokus pada masalah ekonomi, khususnya perhatian pada wong cilik, penciptaan lapangan kerja, kemampuan menurunkan harga-harga pokok rakyat, dan kesinambungan terhadap hal-hal positif dari Pemerintahan Jokowi," ujar Hasto.
"Hal itulah yang menjadi daya unggul Ganjar, didukung oleh kemampuannya melakukan blusukan dan berbeda dengan Prabowo yang masih sering tampil emosional serta tidak mampu blusukan," pungkasnya.