Cak Imin Ingin Daftarkan Program Food Estate Jadi Rekor MURI, Ini Alasannya
Alasannya, kata Cak Imin, adalah karena program itu gagal dijalankan dan merugikan masyarakat dan kalangan petani.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, BULELENG - Calon wakil presiden (cawapres) 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin hendak memasukkan program food estate ke dalam catatan Museum Rekor Indonesia (MURI).
Alasannya, kata Cak Imin, adalah karena program itu gagal dijalankan dan merugikan masyarakat dan kalangan petani.
Baca juga: Jika Menang Pilpres, Cak Imin Bakal Reboisasi Kawasan Food Estate: Pangan Serahkan ke Petani
Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya saat melakukan safari politik di agenda Doa Bersama Silaturahmi dan Konsolidasi Relawan Basra Amin (Bali Satu Suara untuk AMIN) di Bandar Udara Letkol Wisnu, Buleleng, Bali, Jumat (26/1/2024).
"Tumbuh jagung katanya panen. Panennya di tempat lain saudara. Itu termasuk keajaiban dunia. Perlu kita masukkan museum rekor Indonesia," ujar Cak Imin di depan ribuan pendukungnya.
Baca juga: Menteri Jokowi Kompak Beri Bantahan Hilirisasi-Food Estate yang Disinggung Cak Imin dan Mahfud MD
"Panennya di tempat lain. Ajaib apa ajaib? Kualat sama petani karena petani tidak dilibatkan dalam pembangunan pertanian. Kualat sama petani karena puluhan triliun tidak untuk membeli pupuk, malah untuk menebang hutan," sambungnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun menegaskan ihwal dalam kurun waktu 10 tahun terakhir kondisi pupuk sulit. Sementara pemerintah tidak ambil tindakan bahkan abai.
Justru anggaran yang ada ia sebut digunakan oleh pemerintah untuk program food estate dengan melibatkan perusahaan-perusahaan besar dan tidak mengajak para petani.
"Pemerintah tidak menangani dengan sungguh-sungguh. Betul? Malah duit anggaran negara digunakan untuk menanam singkong dengan menebang hutan tanpa melibatkan petani, hanya melibatkan perusahaan besar yang merugikan uang negara bahkan gagal," pungkasnya.