Singgah di Tanah Karo, Putra Ganjar Tertarik Konsep dan Filosofi Rumah Adat di Desa Dokan
Muhammad Zinedine Alam Ganjar tiba di Desa Wisata Dokan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (25/1).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra tunggal Ganjar Pranowo dan Siti Atiqoh, Muhammad Zinedine Alam Ganjar tiba di Desa Wisata Dokan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (25/1/2024).
Alam datang mengenakan pakaian hitam disambut oleh tarian khas Karo, kemudian dirinya di kalungi kain khas Tana Karo berwarna merah.
Dirinya pun lantas diajak ke salah satu rumah adat bernama 'Rumah Adat Karo Rumah Sendi'. Di sana Alam banyak mendapatkan cerita dan informasi menarik seputar Tanah Karo.
"Banyak cerita menarik yang didapatkan dan kesempatan luar biasa buat menyaksikan kesenian tarian Karo, saya sudah lama enggak lihat ini di kota karena sudah jarang masyarakat yang mengedepankan identitas budaya tradisional," ujar Alam melalui keterangan tertulis, Jumat (26/1/2024).
Dirinya pun tertarik dengan cerita dimana satu rumah adat di Desa Wisata Dokan dibangun untuk delapan keluarga dan menerapkan konsep pemerintah kecil yang mengatur konflik manajemen rumah tersebut.
Sehingga, kata Alam, walaupun ada banyak keluarga di dalamnya, persoalan yang ada di dalamnya bisa tergoranisir dengan baik.
"Saya diceritakan bagaimana Rumah Dokan itu dibangun konsep dan filosofinya seperti apa. Menariknya, rumah adat ini disusun untuk delapan keluarga yang di dalamnya ada pemerintahan kecilnya, tradisi ini dipertahankan hingga saat ini," ungkap Alam.
Selain itu, Alam juga mendengarkan sejumlah aspirasi langsung dari warga setempat yang memiliki keinginan besar untuk melanjutkan jenjang pendidikan hingga sarjana.
Untuk itu, menurut Alam, program Ganjar-Mahfud satu keluarga satu sarjana dirasa tepat untuk warga Karo.
"Anak-anak di sini memiliki keinginan untuk meningkatkan derajat hidupnya sehingga mereka punya keinginan keras untuk mengejar cita-cita salah satunya dengan menjadi sarjana," jelas Alam.
Selanjutnya, Alam pun menjelaskan bagaimana digitalisasi bisa jadi pematik agar mereka bisa mempertahankan kultur yang ada.
"Tentu ini jadi modal awal bagaimana teman-teman bisa berkembang dan bisa memperkenalkan budayanya lebih luas lagi agar bisa terjaga dengan baik dan terarsip secara digital," ucap Alam.
Alam mengaku terkesan dengan perjalanan pengalamannya ke Tanah Karo. Harapannya eksistensi budaya yang sudah berjalan bisa dilestarikan dan dikembangkan hingga terekspose secara luas.
"Pengalaman ini akan saya tunjukan dan ceritakan ke temen-temen lain agar desa ini bisa jadi contoh desa yang masih mempertahankan kesenian adat istiadat dan ke seluruh Indonesia," pungkas Alam.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah warga diminta untuk menuliskan pesan aspirasi yang sudah disiapkan oleh Alam.
Baca juga: Dikunjungi Ganjar, Uskup Ruteng NTT Tekankan Pentingnya Etika dalam Berpolitik
Tujuannya agar tulisan tersebut bisa menjadi masukan untuk Alam bawa kepada Ganjar-Mahfud.
Adapun aspirasi yang umum disampaikan oleh masyarakat dari Tanah Kari meliputi bantuan bibit petani, bantuan langsung secara tepat sasaran dan terbuka serta bantuan anak sekolah sampai sarjana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.