Penyaluran Logistik di Sejumlah TPS di Kabupaten Malang, Ada yang Diantarkan dengan Jalan Kaki
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur sendiri, ada beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang harus mendapatkan perhatian khusus
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Penyaluran logistik untuk Pemilu 2024 tak semuanya mudah.
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur sendiri, ada beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pendistribusian logistik pemilu.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika mengatakan, dari 7.761 TPS di Kabupaten Malang, enam di antaranya terkendala medan saat pengiriman.
Pria akrab disapa Dika itu menyebutkan, satu di antaranya TPS 13 Desa Tempursari, Kecamatan Donomulyo.
"Di lokasi ini merupakan TPS terjauh dari Kantor Desa Tempursari, jaraknya kurang lebih 7 kilometer. Untuk menuju ke TPS itu hanya bisa diakses dengan sepeda motor dan mobil dengan kondisi jalan bebatuan atau makadam," jelasnya.
Kedua, TPS 19 di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan. Dika menyebutkan, untuk menuju ke TPS ini kurang lebih sejauh 15 kilometer yang hanya bisa digunakan dengan sepeda motor.
Kendalanya, pada saat musim kemarau akan sulit untuk masuk ke wilayah itu.
Kemudian, di TPS 19 Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari. Wilayah ini merupakan daerah pegunungan yang hanya bisa diakses berjalan kaki atau motor trail.
"Mobil bisa lewat, tetapi harus memutar melewati Kecamatan Jabung dengan jarak sekitar 15 kilometer," imbuhnya.
Kemudian, ada tiga TPS di Kecamatan Ampelgading yang juga mendapatkan perhatian khusus. Di antaranya TPS 21, 22, dan 23, tepatnya di Desa Lebakharjo.
Di tiga TPS ini merupakan daerah rawan longsor yang berasa di tepi Pantai Licin. Untuk menuju ke TPS tersebut bisa menggunakan sepeda motor. Namun kondisi jalannya rusak.
Baca juga: Perjuangan Staf KPU di Nunukan saat Distribusikan Logistik Pemilu Lewati Medan yang Tak Mudah
Maka dari itu, untuk mendistribusikan logsitik ke enam TPS tersebut diperlukan pengamanan yang ekstra hati-hati. Tentunya hal ini untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
"Untuk pengiriman kami akan menggunakan boks tertutup, dilapisi dengan plastik dan lain-lain. SOP-nya terkait dengan perlindungan logistik,” tukasnya.
Perjuangan Staf KPU di Nunukan
Staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) harus mengeluarkan tenaga lebih saat mendistribusikan logistik Pemilu 2024.
Terlebih saat distribusi ke wilayah Krayan yang terkendala akses jalan.
Tak jarang, petugas merasa takut hinga mabuk perjalanan.
Untuk diketahui, wilayah Krayan sendiri merupakan salah satu wilayah di Kaltara yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia.
Pendistribusian logistik Pemilu 2024 di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) membutuhkan kerja ekstra dari para petugas.
Letak dan kondisi geografis Nunukan yang terdiri kepulauan, menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi petugas di lapangan.
Tidak semua kecamatan di Nunukan dapat diakses dengan mudah menggunakan moda transportasi darat. Melainkan harus dengan kapal, long boat, bahkan pesawat terbang.
Pada Pemilu 2024 ini, pendistribusian logistik di Nunukan dimulai dari wilayah terjauh, terpencil, dan hanya dapat dilakukan menggunakan pesawat terbang.
Wilayah tersebut tidak lain adalah dataran tinggi Krayan yang memiliki lima kecamatan yakni Krayan Induk, Krayan Tengah, Krayan Selatan, Krayan Barat, dan Krayan Timur.
Staf KPU Nunukan, Agus menceritakan, distribusi logistik Pemilu di Krayan harus menumpang pesawat milik TNI.
Dijadwalkan mulai 3 Februari 2024 logistik Pemilu harus sudah tersebar di 5 kecamatan dataran tinggi Krayan.
"Rencana kalau tidak pakai pesawat jenis Pilatus berarti pakai pesawat TNI. Untuk jenis Pilatus bisa 21 kali terbang maksimal muatan 800 Kg dengan penumpang lima orang. Kalau pesawat TNI kapasitas 2 ton bisa dua kali terbang saja," kata Agus.
Agus merupakan staf KPU Nunukan yang sejak Pemilu 2015 ditugaskan untuk ikut dalam pendistribusian logistik ke Krayan.
Jumlah kotak suara khusus untuk dataran tinggi Krayan sebanyak 450 kotak dan 360 bilik suara. Sementara jumlah TPS (tempat pemungutan suara) di Krayan ada sebanyak 90 TPS.
"Jarak tempuh pesawat terbang mulai dari bandara Nunukan hingga Long Bawan, Krayan Induk sekira 1 jam 40 menit. Begitu tiba di Krayan Induk kami gunakan jalur darat dengan mobil double cabin untuk membawa logistik Pemilu ke lima kecamatan di sana," ucapnya.
Menurut Agus, dari lima kecamatan di Krayan, para petugas mengutamakan distribusi logistik ke Krayan Tengah dan Selatan terlebih dahulu.
Maklum, dua kecamatan tersebut menjadi yang terjauh, selain itu, akses jalannya cukup ekstrem, terlebih pendistribusian logistik Pemilu dilaksanakan saat musim hujan.
Dalam hal ini, staf KPU, Bawaslu, dibantu pengawalan personel kepolisian harus bekerja keras membawa logistik Pemilu tanpa gangguan sedikit pun.
Tak jarang petugas terpaksa bermalam di hutan, lantaran jalan sulit dilalui akibat berlumpur.
"Kalau tidak hujan bisa satu hari saja kita sampai. Tapi kalau hujan terpaksa bermalam di hutan.
Itu lumpur setinggi lutut orang dewasa. Ada pondok yang sudah dibangun warga setempat untuk bermalam, apabila cuaca tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 6 TPS di Kabupaten Malang Sulit Diakses, Ada yang Harus Jalan Kaki atau Naik Motor Trail dan di TribunKaltara.com dengan judul Cerita Staf KPU Nunukan saat Distribusi Logistik Pemilu ke Pelosok, Takut hingga Mabuk Perjalanan