Rencana Awal Mahfud MD soal Mundur dari Menko Polhukam: Sudah Ada Diskusi, tapi Muncul Pro-Kontra
Mahfud MD mengaku sebenarnya hendak mundur jadi Menko Polhukam sejak awal, tapi muncul pro dan kontra.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Menindaklanjuti imbauan Ganjar itu, Mahfud langsung merespons dengan mengiyakan saran tersebut.
"Kemudian memang ada tuh, yang dikutip Pak Ganjar, pokoknya menteri harus mundur, termasuk Pak Mahfud. Kan gitu."
"Nah tentu saya tidak bisa tidak merespons itu dengan positif," kata Mahfud.
Kalau begitu, ini mungkin momentum yang tepat," pungkas dia.
Tiga Poin Surat Mahfud MD
Diketahui, Mahfud MD sudah memberikan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis.
Surat itu disampaikan Mahfud saat bertemu Jokowi, didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno.
"Baru saja saya diterima Bapak Presiden Joko Widodo yang ditemani Bapak Mensesneg Prof Pratikno."
"Saya menyampaikan surat kabar tentang kelanjutan tugas saya sebagai Menko Polhukam."
"Saya menyampaikan intinya saya mengajukan permohonan untuk berhenti," kata Mahfud dalam konfenresi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Mahfud mengungkapkan ada tiga poin penting dalam surat pengunduran dirinya.
Baca juga: Mahfud MD Mundur dari Jabatan Menko Polhukam, Awak Media: Terima Kasih Prof Mahfud
Pertama, kata Mahfud, ia mengucapkan terima kasih kepada Jokowi karena telah memilih dirinya sebagai Menko Polhukam pada 23 Oktober 2019 silam.
"Pertama, saya menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yang pada 23 Oktober 2019 mengangkat saya sebagai Menko Polhukam dan menyerahkan SK pengangkatannya dengan penuh penghormatan kepada saya."
"Dan penghormatan saya kepada beliau pada saat ini sehingga saya secara resmi dan dengan penuh hormat juga hari ini menyatakan minta atau memohon berhenti dengan sebuah surat itu," ungkap Mahfud.
Lalu, poin kedua adalah permintaan Mahfud mengenai pengunduran dirinya.