IDI Kritisi Program Capres yang Ingin Buka 300 Fakultas Kedokteran: Sangat Berlebihan
IDI menyoroti, program terkait pemenuhan tenaga medis di Indonesia dengan membuka 300 fakultas kedokteran selama 5 tahun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti, program terkait pemenuhan tenaga medis di Indonesia dengan membuka 300 fakultas kedokteran selama 5 tahun.
Ketua IDI Dr Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, program tersebut sangat berlebihan dan tidak relevan dalam menjawab masalah yang ada.
"Sangat berlebihan. Jadi 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan. Yang jadi menjadi masalah belum tersampaikan," ujar Adib dalam konferensi pers di Jakarta yang ditulis, Selasa (6/2).
Menurutnya, pembukaan fakultas kedokteran haruslah didasari dengan perhitungan yang tepat.
Seperti pembiayaan pendidikan kedokteran yang dibuat menjadi murah maupun penyediaan lapangan kerja bagi para profesional tersebut.
Baca juga: Ganjar Ajak Pendukung Prabowo-Gibran Makan Siang di Balikpapan
"Siapa yang bisa mengintervensi pembiayaan tersebut ya negara. Kalau dibuka 300 fakultas tidak diikuti aturan dan tidak mengikuti sebuah perhitungan maka kita 5 tahun lagi dihadapkan overload. Kita dihadapkan dengan, bahasa kami mohon maaf, akan muncul pengangguran intelektual profesional," tutur Adib.
IDI berpandangan kebutuhan dokter umum sangatlah cukup. Saat ini yang dibutuhkan adalah dokter spesialis.
"Pembukaan 300 fakultas kedokteran itu akan mencetak dokter umum padahal dokter spesialis yang dibutuhkan. Yang harus diperhatikan adalah pembukaan prodi dokter spesial sesuai yang dibutuhkan per wilayah," ungkap dia.
IDI pun menyarankan, agar pemerintah kedepan bisa menyediakan lebih banyak lagi beasiswa untuk putra daerah yang akan melanjutkan studi dokter spesialis.
"Mereka akan kembali ke daerah menjadi dokter spesialis yang akan bekerja dengan putra daerah. Itu lah harus ditingkatkan, bukan buat 300 fakultas kedokteran. Ini yang perlu untuk kita perdalam terkait dengan kebutuhan tadi, sehingga kita benar-benar akhirnya ada link and match antara need dan demand," harap dokter spesialis orthopedi ini.
Baca juga: Prabowo Joget Bareng 80 Ribu Warga Manado Sembari Hujan-hujanan: Saya Tidak Kedinginan
Gagasan membuka 300 fakultas kedokteran muncul dalam Debat Capres 2024.
Hal tersebut diungkapkan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Prabowo mengungkapkan ingin membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota di Indonesia.
Tak hanya itu, pria yang juga Menteri Pertahanan itu berjanji akan membangun puskesmas di setiap desa di Indonesia.
"Di bidang kesehatan kami akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota dan puskesmas modern di setiap desa di seluruh Indonesia," katanya dalam acara debat calon presiden di JCC Senayan Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Kemudian, ia mengatakan juga akan membangun 300 fakultas kedokteran di Indonesia.
Hal itu karena saat ini RI kekurangan sekitar 140 ribu dokter.
"Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia dari yang sekarang 92 kita akan membangun 300 fakultas kedokteran," ujar Prabowo.
Visi-misi Prabowo lainnya di bidang kesehatan adalah mengirim 10 ribu anak dari lulusan SMA di Indonesia ke luar negeri.
Mereka akan diberi beasiswa untuk belajar kedokteran.
Selain memberi beasiswa untuk belajar kedokteran, Prabowo berjanji juga akan memberi beasiswa ke luar negeri bagi para lulusan SMA ini mempelajari sains, teknologi, dan lain-lain.
"Kita juga akan mengirim 10.000 anak-anak pintar dari lulusan SMA. Kita akan beri beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran," ujar Prabowo.
"10.000 (luusan SMA) lagi untuk belajar sains, teknologi, engineering, dan matematika, kimia, biologi, dan fisika," ucapnya.