Profil Ferdinandus Hindiarto Rektor Unika Soegijapranata, Cerita Diminta Buat Video Apresiasi Jokowi
Berikut ini profil Ferdinandus Hindiarto, Rektor Unika Soegijapranata Semarang. Ferdinand mengaku diminta membuat video apresiasi kinerja Jokowi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
"Normatifnya saja ABPN tak bisa dicairkan di bulan seperti ini," ungkap Ferdinand.
Lebih lanjut, Ferdinand mengaku ia sempat ditelepon berulang kali oleh anggota Polrestabes Semarang.
Namun, Ferdinand kembali menegaskan agar anggota polisi tersebut menghormati pilihannya.
"WA (Selasa) tadi pagi terakhir jam 11.00 WIB. Bahasanya, Pak, mbok kasihani saya."
"Saya jawab, saya tahu jenengan jalankan tugas, tapi tolong hormati pilihan kami," pungkas dia.
Penjelasan Kapolrestabes Semarang
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, buka suara mengenai pengakuan Ferdinandus Hindiarto.
Menurutnya, sama sekali tidak ada instruksi untuk membuat video yang berisikan apresiasi terhadap kinerja Jokowi.
Ia mengatakan, pihaknya hanya mengajak civitas akademika untuk membuat video berisikan ajakan dan dukungan terciptanya pemilu damai.
"Tidak ada sama sekali, sekali lagi saya ulangi bahwa ajakan kepada tokoh masyarakat tokoh agama pemuda, termasuk ada mahasiswa civitas akademika, itu mengajak men-support terciptanya pemilu damai," katanya di Kota Semarang, Selasa.
Ia mengatakan, penolakan dari Ferdinand untuk membuat video, adalah bagian dari pilihan.
"Yang Unika itu kan yang kami tangkap itu pilihan. Kami berhadapan dengan orang-orang dengan intelektual yang bagus."
"Punya pilihan narasi-narasi mana yang disampaikan untuk memberikan kesejukan bagi warga kota Semarang," imbuhnya.
Irwan lantas menyebut tidak ada paksaan dalam pembuatan video itu.
Bahkan, sebelum permintaan pembuatan video, disampaikan bahwa video di-publish dengan tujuan agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak luas.