Sampaikan Program Satu Keluarga Satu Sarjana, Istri Ganjar Ajak Orang Tua Berjuang Untuk Anaknya
Siti Atikoh Suprianti, istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan motivasi kepada masyarakat Banten.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Siti Atikoh Suprianti, istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan motivasi kepada masyarakat Banten, khususnya para anak-anak muda, untuk tetap bersemangat dan berjuang dalam menjalani kehidupan sesulit apapun.
Utamanya, kata Atikoh berjuang untuk kebaikan anak-anak dalam mempersiapkan menghadapi masa depan.
Hal itu disampaikan Atikoh saat memberikan sambutan dalam acara Isra Miraj dan Harlah Ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Syifaul Qulub Lil Mutaallimin di Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (7/2/2024).
Hadir dalam acara itu sejumlah kiai, ulama, nyai, ratusan ibu, santri dan masyarskat sekitar.
Mulanya, Atikoh memperkenalkan dirinya kepada ratusan ibu pengajian serta masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.
"Saya itu lahir di kota kecil di Purbalingga, di kota di Jawa Tengah. Anak keempat dari lima bersaudara, masa kecil sangat bahagia, tetapi Allah selalu ada skenario, rencana-rencana agar kita maju," kata Atikoh mengawali sambutannya.
Dia kemudian bercerita bahwa ketika berada di bangku SMA, sang Kakek yakni Pendiri Ponpes Roudlhotus Solichin Sholichat Sukawarah di Karanganyar, Al Maghfurlah Al Syaikh KH. Muhammad Hisyam Abdul Karim atau Mbah Hisyam meninggal dunia.
Tak berselang lama, sang ibunda meninggal dunia secara tiba-tiba. Lalu disusul oleh Kakak sulungnya serta sang ayahanda.
"Waktu itu kan Alhamdulillah sampai beliau meninggal itu tidak pernah lepas tahajud, jam 4 kok belum keluar untuk salat tahajud. Ini sudah mau subuh, ternyata beliau sudah meninggal di kamar," ungkap Atikoh.
"54 hari kemudian kakak sulung saya yang saat itu satu-satunya sudah bekerja itu juga meninggal. Dan beberapa bulan kemudian Bapak saya meninggal. Bapak saya meninggal sementara anak-anaknya itu masih sekolah semua. Dua kakak saya masih kuliah, saya masih kuliah, dan adik saya masih sekolah SMP," sambungnya.
Mantan wartawati ini mengatakan jika memakai nalar manusia, bahwa kondisi keluarganya saat itu sudah dalam keadaan kolaps dan sudah tidak bisa apa-apa.
Tetapi, Atikoh sangat meyakini keiimanan tentang ketakwaan.
"Ketika kita memiliki yang bisa kita sadarkan apa pun masalah kita selalu ada Allah SWT yang membantu kita. Mungkin bisa tangan saudara, tetangga. Alhamdulillah kami berempat bisa melanjutkan kuliah sampai selesai," ujar Atikoh.
"Ini mempengaruhi jalan berpikir kami bahwa pendidikan yang tinggi dalam bidang apapun, entah agama, pendidikan dengan kurikulum reguler di perguruan tinggi, atau keilmuan apapun itu pasti akan bermanfaat untuk anak-anak," sambung Atikoh lagi.
Dia juga menceritakan keluarga sang suami Ganjar Pranowo yang juga hadir dari keluarga sederhana.
"Bapaknya beliau itu adalah polisi, tapi tingkat rendah, tingkat bawah. Yang sangat-sangat berjuang bagaimana anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan tinggi.
"Jadi kami keluarga kami itu sangat paham bagaimana kita sebagai orang tua itu berupaya agar anak-anak kita memiliki masa depan yang baik, menjadi anak yang saleh-shalehah, memiliki akhlak yang luar biasa, karakter yang luar biasa, adab yang luar biasa, yang baik. Karena dengan bekal seperti itu, Insya Allah, anak-anak kita itu akan tegar menghadapi apapun," kata Atikoh.
Maka dari itu, Atikoh mengajak dan memberi semangat kepada para orang tua warga Banten untuk bersemangat dan berjuang untuk anak-anaknya.
"Saya ingin menceritakan ini, ingin memotivasi masyarakat yang ada di Banten agar kita tetap semangat dalam berjuang untuk kebaikan anak-anak kita. Itulah ada program satu keluarga satu sarjana untuk difasilitasi apabila Ganjar-Mahfud itu diberi amanah," katanya.
Dalam kesempatan itu, Atikoh kembali mengungkapkan alasannya berkeliling ke sejumlah daerah di masa kampanye Pilpres 2024.
Atikoh mengatakan, hal utama yang ingin dilakukannya saat berkeliling adalah bersilaturahmi ke sejumlah pondok pesantren (Ponpes), bertemu dengan para kiai, ulama, nyai serta para tokoh-tokoh agama.
Dia kemudian mengutarakan hal lain dari kegiatan berkelilingnya, yakni ingin menyerap sebanyak-banyak permasalahan dan aspirasi dari masyarakat.
"Saya ini keliling yang pertama silahturahmi, yang kedua adalah saya juga menyerap aspirasi, apa sih sebetulnya menjadi problem utama dari masyarakat. Karena kalau saya tidak keliling, itu tidak paham. Saya hanya ngira-ngira. Oh masalahnya paling A, B, C," ujar Atikoh.
"Tetapi kalau berkeliling seperti ini saya ke Pasar, bertemu dengan masyarakat, dengan petani, saya dengan UMKM, dengan ibu-ibu pengajian, dengan pesantren, saya mendapat paham, apa sih persoalan yang ada di masyarakat," sambung Atikoh.
Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini pun mendapati permasalahan yang sering disampaikan masyarakat kepadanya. Terutama, permasalahan pembagian bantuan sosial (Bansos) yang tidak tepat sasaran.
Baca juga: Istri Ganjar Pranowo Ajak Pemilik Suara Tidak Golput pada 14 Februari 2024
"Tadi malam, saya juga sempat ngobrol-ngobrol, diskusi dengan ibu-ibu, dengan santri, yang banyak dikeluhkan kepada saya. Salah satunya itu adalah pembagian bansos yang kurang tepat sasaran. Benar tidak Bu? Misalnya, kok yang kaya yang dapat, yang miskin malah nggak dapet," kata Atikoh yang langsung disahut "Betul' oleh ibu-ibu di lokasi.
Kemudian, Atikoh juga menyerap aspirasi bahwa masyarakat terlalu disusahkan karena banyaknya kartu bantuan.
Maka dari itu, Atikoh menyebut jika pasangan Ganjar-Mahfud memiliki program KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia) yang bakal menjawab sejumlah permasalah penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran.
"Lah ini ada program lagi, programnya terkait dengan KTP Sakti. Jadi KTP-nya tetap KTP seperti itu tapi nanti semua datanya diintegrasikan, sehingga ketika ada permasalahan, datanya benar-benar ril. Datanya benar-benar akurat. Berarti kalau ada data yang kurang pas, bisa langsung disampaikan karena pakaianya KTP," ucap Atikoh.
“Jadi tidak perlu banyak kartu, kalau banyak kartu nanti malah memenuhi dompet. Dompet isinya kertu aja, malah uangnya kosong. Kan mending kartunya satu, uangnya banyak ya Bu," tambahnya.
Lebih lanjut, mantan wartawati ini juga bicara program Ganjar-Mahfud terkait kesehatan. Di mana, paslon nomor urut 3 itu memiliki program Satu Desa, Satu Tenaga Kesehatan (Nakes), Satu Fasilitas Kesehatan (Faskes).
"Terkait juga masalah banyak sekali keluhan di masyarakat, mau melahirkan jauh, mau periksa kesehatan jauh, harus ongkos lagi untuk kendaraan, sampai sana juga belum tentu langsung diperiksa, harus antri dulu. Disini jugalah kenapa ada program satu desa, satu nakes, satu faskes. Jadi harapannya di desa itu sudah nanti ada pelayanan primer. Pelayaan primer itu seperti pusing-pusing, bekas operasi, penyakit-penyakit yang bisa diselesaikan di Puskesmas," kata Atikoh.
"Puskesmas itu kan di setiap desa belum ada ya Bu. Dengan mungkin ada yang di desa-desa, kalau di Banten mungkin sudah, tapi kalau yang di luar Jawa, daerah-daerah terpencil kan belum semua bisa memiliki fasilitas kesehatan," pungkasnya.
Sebelumnya, Atikoh hadir ke acara Peringatan Isra Mikraj dan Harlah 101 Nahdlatul Ulama di Ponpes Syifaul Qulub Mutaallimin, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (7/2/2024).
Bibi Atikoh, Hj Siti Muniroh dan politikus PDI Perjuangan Syarifah Ainun Jariyah menjadi tokoh yang juga hadir dalam acara tersebut.
Kehadiran Atikoh di lokasi acara membuat peserta Peringatan Isra Mikraj antusias, meskipun lokasi acara diguyur hujan lebat.
Grup Hadroh Darussyifa dari Ponpes Syifaul Qulub Mutaallimin tampak menjadi kelompok yang menyambut kehadiran Atikoh dengan memainkan rebana.
Mereka juga membimbing peserta acara melantunkan Selawat Marhaban menyambut cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikin Kalijaran KH Hisyam A Karim itu di lokasi.
Pimpinan Ponpes Syifaul Qulub Mutaallimin KH Zailani yang sudah berada di lokasi acara lebih awal, lalu mempersilakan Atikoh bersama sang bibi menempati kursi yang disediakan.
Zailani dalam pidato pembuka menyambut Atikoh merasa bersyukur sosok mantan wartawan itu mau datang bersilaturahmi ke Ponpes Syifaul Qulub Mutaallimin.
"Selama ini kita memandang beliau (Atikoh, red) di TikTok, selama ini kita memandang beliau di YouTube, hari ini beliau menunjukkan keakuannya kepada keluarga kecil di Banten, tanda besar hatinya beliau. Inilah beliau Hj. Siti Atikoh Supriyanti," kata dia.
Dia pun mengajak peserta acara untuk mendoakan Atikoh bisa menjadi Ibu Negara pada 2024 karena sang suami, Ganjar terpilih menjadi Presiden RI.
"Insyaallah nanti Ibu Atikoh akan mendampingi suaminya sebagai Presiden RI 2024. Beliau akan menjadi suporting, pemandu kita, penyampai aspirasi kita yang langsung kepada Pak Ganjar Pranowo," kata Zailani.
Dia mengatakan acara yang dilaksanakan di Ponpes Syifaul Qulub Mutaallimin pada Rabu ini tidak memuat unsur kampanye.
Zailani mengaku sudah berikhtiar agar peserta yang hadir di lokasi tidak memakai atribut yang melambangkan kontestan pilpres 2024.
Baca juga: Serap Aspirasi Warga Serang, Istri Ganjar Dicurhati Soal Bansos dan Kesejahteraan Nelayan
"Kita jaga adab itu. Sebab, ulama menyampaikan, tidak ada, percuma ilmu itu banyak, kalau tidak ada adab. Di belakang ada Bawaslu, mereka Insyaallah mafhum," katanya.