Perjuangan KPPS Bawa Logistik Pemilu hingga ke Pelosok: Bertaruh Nyawa Lewati Gunung hingga Jurang
Mereka harus mengantar seluruh logistik atau keperluan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 ini agar sampai di tujuan.
Editor: Hasanudin Aco
Itupun jika kendaraan yang digunakan mesinnya bagus.
"Sampai ke dusun paling jauh itu bisa menempuh waktu hingga dua jam. Tapi, motor kami tadi mengalami kendala. Karena tidak kuat mendaki. Jadi kami tempuh jarak sampai tiga jam lamanya," jelasnya.
Dia berharap, warga yang ada di pelosok Desa Kaseralau antusias mengikuti perekrutan pantarlih ini demi menyukseskan pemilu 2024.
"Di Desa Kaseralau nantinya ada 8 TPS. Sehingga dibutuhkan delapan orang yang ingin bekerja sebagai Pantarlih," imbuhnya.
Ikram juga berharap, pemilu 2024 khususnya di Desa Kaseralau bisa berjalan dengan lancar dan aman.
3. Cerita Anggota KPPS di Kabupaten Bandung Jawa Barat
Logistik Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 akhirnya sampai di titik Tempat Pemungutan Suara (TPS) paling ujung wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Petugas penyelenggara Pemilu mendistribusikan kotak suara, bilik, dan surat suara ke TPS 12 di Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipendeuy, Bandung Barat, Selasa (13/2/2024).
Pendistribusian logistik pemilu ke pedalaman Bandung Barat ini menggunakan perahu nelayan keramba jaring apung (KJA) dengan mengarungi perairan waduk Cirata.
"Perjalanan menempuh jalur darat selama lima menit dari kantor desa, kemudian disambung menggunakan perahu menyeberangi perairan waduk Cirata kurang lebih satu jam."
Demikian penjelasan Ketua PPS Margaluyu, Usman Sukmana, di sela perjalanan menuju lokasi TPS.
Perjalanan melalui perairan waduk Cirata ternyata amat menguras tenaga, sebab ekspedisi menggunakan perahu ini terhambat tumpukan gulma eceng gondok yang berada di tengah perairan.
"Mau gak mau perahu harus menembus eceng gondok. Di situ mungkin yang cukup memakan waktu," ucap Usman.
Usman menjelaskan pendistribusian logistik pemilu menggunakan jalur air ini dinilai paling efektif dibandingkan menggunakan jalur darat.
"Kalau perjalanan darat tidak bisa menggunakan kendaraan, harus jalan kaki kurang lebih dua jam."
"Kalaupun bisa kendaraan harus menggunakan motor trail melintasi hutan. Perkebunan cokelat, kebun karet, dan kebun jati," kata Usman.
Akses menuju kampung Cijuhung ini dikenal terjal, tidak ada jalur darat yang resmi untuk dilalui kendaraan roda empat.
Medan perjalanan sepanjang lokasi pun rumit, sehingga perahu menjadi alternatif paling efektif untuk menuju Kampung Cijuhung.
"Kalau musim hujan begini jalannya berlumpur dan dalam. Itu harus motor trail. Motor biasa akan repot. Jalannya juga kecil jadi gak bisa pakai mobil," tutur Usman.
Di kampung Cijuhung sedikitnya ada 300 pemilih.
"Di TPS 12 ini jumlahnya ada 294 daftar pemilih tetap dari empat RT dalam satu RW ditambah enam pemilih tambahan. Jadi kita siapkan 300 lembar surat suara," kata dia.
Sumber: Pos Kupang/Kompas.com/Tribun Timur