Litbang Kompas Gunakan Dana Sendiri, Hasil Quick Count Pilpres dan Pileg 2024 Dijamin Presisi
Litbang Kompas melaksanakan survei hitung cepat (quick count) Pemilihan Umum serentak 2024.
Editor: Hasanudin Aco
Responden diambil secara acak, dengan jeda waktu masing-masing sekitar 30 menit. Responden jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Saat survei exit poll, interviewer akan menanya pemilih yang telah keluar dari TPS. Siapa capres/cawapres, dan partai apa yang dipilih. Pemilih dimintai alasan mengapa mencoblos pilihan.
Kris mengatakan, kredibilitas hasil Survei Litbang Kompas diakui banyak pihak atas pertimbangan beberapa hal. Pertama, pengalaman.
Litbang Kompas sudah berulang kali melakukan survei politik terkait Pemilu. Limbang Kompas telah 15 kali melakukan survei hitung cepat.
Pertama kali dilakukan saat Pemilu tahun 1997 di zaman Orde Baru.
Saat itu, interviewer melibatkan jaringan wartawan Harian Kompas yang tersebar di banyak kota. Ketika itu, metode yang digunakan belum secanggih dan ilmiah quick count saat ini.
Selain punya pengalaman panjang, Litbang Kompas juga mandiri, Independen.
“Mengapa mandiri? Karena sumber pembiayaan survei hitung cepat Kompas dibiayai sendiri Harian Kompas, dalam hal ini PT Kompas Media Nusantara. Kami tidak terikat dengan pihak lain. Tidak ada order dari partai politik atau capres. Kami tutup. Kalau survei politik, Litbang Kompas tidak mau didanai,” ujat Kris sembari menyebut, survei komersial menerima pesanan. Misalnya, mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa angkutan kereta api, tentang produk, industri, dan sebagainya.
Verifikasi dan validasi yang dilakukan berjenjang terhadap data juga berkontribusi positif terhadap keandalan hasil survei, baik hitung cepat mauput exit poll. (Tribunnews.com/Amb).