Modal Kampanye hanya Rp 2,5 Juta, PRT Yuni Salip Suara Astrid Kuya di Dapil 7 DPRD DKI
PRT Yuni mampu ungguli Astrid Kuya di perolehan suara sementara versi KPU, Yuni raup 20.066 suara sementara Astrid Kuya dapat 19.890 suara.
Editor: Theresia Felisiani
Uang tersebut disisihkan Yuni sedikit demi sedikit dari hasil dirinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Uang itu dipakai Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK) seperti poster, stiker, gantungan kunci dan kalender.
Bahkan Yuni bercerita, sempat mendapat tindakan diskriminasi di lingkungan rumahnya.
Ia dilarang untuk melakukan sosialisasi oleh ketua RT setempat.
Hal ini dialami Yuni saat dirinya hendak melakukan sosialisasi di sekitar rumah sebelum pencoblosan.
"Jujur saja di sini, rumah saya, waktu minta izin untuk sosialisasi sama RT di sini ya dia bilang gini, 'Karena di sini sudah dukung dua caleg, jadi nggak bisa sosialisasi'," kata Yuni, Jumat (2/2/2024).
Walau demikian, Yuni tak mau ambil pusing.
Yuni sadar betul bahwa dirinya hanya memiliki dana pas-pasan, berbeda dengan caleg-caleg lainnya.
Oleh sebab itu, ia memilih untuk mencari tempat lain dalam bersosialisasi dan kampanye.
"Cuma saya ya sudah biarin saja. Toh mereka yang punya modal mau dia berkampanye seperti apa itu kan hak mereka. Saya kampanye sebisanya," tutur Yuni.
"Soal kalah menang itu Wallahualam. Insya Allah nggak stres," sambungnya.
Perjuangkan nasib PRT
Yuni bercerita, tujuan dirinya maju sebagai caleg untuk memperjuangkan nasib Pembantu Rumah Tangga (PRT).
Sebagai seorang PRT, Yuni paham betul berbagai risiko yang kerap dialami orang-orang seprofesinya.
Untuk itu, ia ingin memperjuangkan hak-hak PRT agar bisa bekerja dengan layak dan nyaman demi keluarga di rumah.