Ray Rangkuti: Kalau Ada Tim Transisi Berarti Ada Masalah di Internal Prabowo-Gibran
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti melihat tidak perlu adanya Tim Transisi dalam peralihan kekuasaan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
“Presiden butuh Golkar untuk menahan agar angket tidak berkelanjutan,” ungkapnya.
Kalau memang ada Tim Transisi, Ray menyebut berarti ada upaya untuk mempertemukan kepentingan tiga kelompok tersebut.
Ray mencontohkan, Golkar yang tidak bekerja begitu keras (saat pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin) saja, mendapat empat kursi kabinet.
“Masak sekarang saja (Golkar) dapat empat, mungkin sekarang dapat tujuh, setidaknya enam kursi. Makanya kelihatannya ini ada tiga faksi,” kata dia.
Ray bahkan menyebut, bisa saja karena dari faksi-faksi ini juga menginginkan agar ‘jatah’ untuk Jokowi jangan terlalu banyak.
Baca juga: Kalangan Pengusaha Berharap Transisi Pergantian Presiden Berjalan Lancar, Berikut Alasannya
“Boleh jadi dua faksi lainnya menghendaki jangan terlalu banyak campur tangan Jokowi di kabinet sekarang,” kata Ray.
Ray Rangkuti juga menyebut kalau Jokowi sudah mengatakan kalau dia adalah jembatan. Pernyataan ini dimaknai Ray bahwa siapapun yang mau bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran harus lewat Jokowi.
“Ini bisa tidak diterima oleh dua kelompok lainnya,” ungkap Ray.