Melenggang ke Senayan, Erwin Aksa Kalahkan Suara Ahmad Sahroni dan Pasha Ungu di Dapil Jakarta 3
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa sangat berpeluang besar melenggang ke Senayan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa sangat berpeluang besar melenggang ke Senayan.
Meski baru untuk pertama kalinya maju sebagai sebagai caleg DPR di Jakarta namun perolehan suara pengusaha muda ini sangat besar di Pileg 2024.
Erwin Aksa maju jadi caleg DPR dari daerah pemilihan atau dapil 3 DKI Jakarta meliputi wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Dapil 3 DKI Jakarta ini kerap disebut 'dapil neraka' karena caleg DPR yang bertarung di wilayah ini adalah tokoh nasional dan banyak dikenal publik.
Dari hasil perhitungan suara tingkat kabupaten/kota yang dikutip pada, Rabu (6/3/2024), Golkar mengumpulkan 313.632 suara partai.
Adapun Erwin Aksa mengumpulkan 186.894 suara.
Erwin mengungguli suara pribadi caleg lainnya.
Seperti caleg Nasdem Ahmad Sahroni 163.285, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo 52.950 ataupun Pasha Ungu 50.231.
Ahmad Sahroni selama ini dikenal sebagai pengusaha Tanjung Priok dan kabarnya akan mencalonkan Gubernur Jakarta.
Sementara Rahayu adalah ponakan Prabowo Subianto dan Pasha Ungu adalah aktris dan penyanyi.
Baca juga: Erwin Aksa Mampu Curi Suara di Markas Crazy Rich Tanjung Priok Sahroni
Berikut daftar perolehan suara terbanyak caleg DPR RI Dapil Jakarta III berdasarkan data yang dihimpun Tribun-Timur.com:
1. PDI Perjuangan 386.371
Charles Honnoris 96.894
2. PKS 322.138
Adang Daradjatun 95.740
3. Golkar 313.632
Erwin Aksa
4. Nasdem 239.279
Ahmad Sahroni
5. Gerindra 227.049
Rahayu Saraswti D Djojohadikusumo
6. PAN 139.395
Sigit Purnomo alias Pasha Ungu 50.231
7. Demokrat 133.317
Nurwayah 34.657
8. PDI Perjuangan 128.270
Prof Asc Dr Darmadi Durianto 95.318
Tanggapan Erwin Aksa
Erwin Aksa ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (6/3/2024) mengaku ini baru pertama kalinya jadi caleg DPR di Dapil Jakarta 3.
"Ini baru pertama diaspora," ujarnya lalu tertawa.
Dia mengakui tidak mudah maju jadi caleg di Dapil Jakarta 3 atau 'Dapil Neraka'.
"Yang penting adalah kita rajin silaturahmi turun ke masyarakat kemudian penggunaan digital dalam kampanye. Penggunaan sosial media efektif dan iklan politk penting tapi tak kalah penting silaturahmi tatap muda dengan warga dan tokoh masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan kampanye modren berbasis digital yang efektif juga dilakuka termasuk dengan bantuan para relawan serta dorongan dari tokoh masyarakat.
"Saya kira masyarakat Jakarta rindu dengan kepemimpinan yang menjalin silaturahmi," ujarnya.
Yang menarik perolehan suara Ahmad Sahroni kalah dari Erwin Aksa.
Profil Singkat Erwin Aksa
Erwin Aksa merupakan politisi Golkar asal Sulsel.
Sejak 2021 lalu, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menunjuk Erwin Aksa menjabat Wakil Ketua Umum DPP Golkar Bidang Penggalangan Strategis sejak, Senin (27/9/2021) malam.
Erwin menggantikan tokoh Bugis lainnya Andi Rizal Mallarangeng.
Putra Aksa Mahmud itu merupakan salah satu pebisnis muda ternama asal Sulawesi Selatan.
Ia pernah menjabat Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Memimpin perusahaan sejak muda dengan hasil yang positif, Erwin meraih sejumlah penghargaan.
Antara lain Young Entrepreneur of The Year 2009, Asia Pacific Entrepreneur Award (APEA) 2009 dan Finalis Ernst&Young (EY) Entrepreneur of The Year 2010.
Dia terlibat aktif dalam sejumlah organisasi sejak usia muda.
Baik organisasi bisnis, sosial, olahraga hingga politik, baik di kancah domestik maupun regional dan internasional.
Erwin Aksa lahir di Makassar, Sulawesi Selatan 7 Desember 1975.
Erwin adalah putra pasangan Aksa Mahmud dan Ramlah.
Ayahnya pendiri Bosowa Group.
Sementara ibunya adik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar di Pembangunan III Ujung Pandang (1981-1987)
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Islamic Athirah Ujung Pandang (1987-1990)
3. SMAN 5 Bandung di tahun (1990-1993)
4. University of Pittsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat (1993-1997)
Karir Bisnis dan Sosial
Setelah lulus kuliah pada 1997, Erwin Aksa (EA) kembali ke Indonesia.
Namun, pulang dari Amerika ia tidak langsung memimpin perusahaan keluarga seperti banyak putra mahkota lainnya.
Erwin harus bekerja mulai dari awal sebagai karyawan di dealer mobil Mitsubihi di Makassar.
Memaksa diri melakukan hal yang tidak ingin ia lakukan adalah bagian dari melatih diri sendiri, suatu prinsip yang ditegakkan sang ayah.
Ayahnya juga meminta Erwin Aksa untuk menjadi pengurus organisasi olah raga.
Erwin pernah menjadi manajer klub sepak bola Makassar (PSM), di mana pada masa kepemimpinannya klub PSM memiliki beberapa prestasi di dunia sepak bola Indonesia antara lain:
2002 - Semifinal,
2003 - Runner Up,
2004 - Runner Up,
2005 - 8 Besar (Peringkat ke-3),
2006 - 8 Besar (Peringkat ke-4) [g].
Kehadiran Erwin Aksa ibarat oase di tengah padang gurun.
Masalah gaji dan setumpuk masalah lain kini mendera klub.
Track record Erwin Aksa tidak meragukan lagi, pemain seperti Christian Gonzales, Ronald Fagundez, Oscar Aravena, Ponaryo Astaman, Charis Julianto adalah segelintir bintang yang dia daratakan di Mattoanging.
Selain itu Erwin Aksa (EA) pernah menjadi Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Sulawesi Selatan (2003-2008).
Setelah puluhan tahun Bosowa Group dipimpin oleh ayahnya (Aksa Mahmud), pada 2006 Erwin ditunjuk menjadi direktur Utama Bosowa Group.
Erwin pun tancap gas mengembangkang Bosowa.
Kini ia menjabat sebagai Komisaris Utama Bosowa Group.
Bosowa Group sendiri telah memiliki 10 unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik dan transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multibisnis [10].
Pertumbuhan bisnis grup Bosowa yang melesat cepat beberapa waktu terakhir ini tak bisa dilepaskan dari nama Erwin Aksa (35).
Chief Executive Officer (CEO) muda ini berhasil membawa perusahaan yang didirikan oleh ayahnya, Aksa Mahmud, empat dekade lalu dengan gemilang di bawah kepemimpinannya.
Jelas, untuk meneruskan dan mengembangkan sebuah usaha keluarga yang sudah memiliki sistem yang mapan sebelumnya, bukanlah hal yang mudah.
Namun dengan pengetahuan dan kerendahan hatinya, Erwin berhasil membawa bahtera bisnis keluarga yang berbasis di daerah Sulawesi Selatan itu menuju level nasional.
Erwin yang mendapat kepercayaan memegang penuh kepemimpinan grup Bosowa (Bosowa Corporation) tahun 2004, mampu meningkatkan asset grup dari 3 trilyun menjadi 6 trilyun dalam waktu empat tahun.
Padahal ketika itu usianya baru menginjak 29 tahun, dan ia harus membawahi enam ribu karyawan dari enam bidang usaha: semen, otomotif, properti, finansial, infrastruktur, dan pertambangan.
Rekan pengusaha, Sandiaga Uno memuji Erwin sebagai anak yang besar di daerah namun bisa naik kelas dan beradaptasi di level nasional percaturan bisnis di Indonesia.
Erwin Aksa (EA) menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia pada periode 2008-2011.
Erwin mendapatkan suara 104 dari 165 suara yang sah pada pemungutan suara di Musyawarah Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali.
Saat menjadi Ketua Umum Hipmi, Erwin membuat gerakan entreprenurships masal yang akhirnya secara resmi dilakukan oleh Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Gerakan ini muncul karena Erwin melihat pada tahun 2010 presentase pengusaha di Indonesia sangat sedikit.
Karier Politik
Erwin Aksa (EA) merupakan politisi yang memiliki idealisme.
Erwin tidak takut untuk memiliki pandangan yang berbeda dengan rekan atau partai politiknya jika hal itu dirasakan benar dan memiliki manfaat bagi masyarakat.
Saat ini Erwin Aksa menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis di DPP Partai Golongan Karya (Golkar).
Karir politik Erwin Aksa Mahmud di Partai Golongan Karya (Golkar) dimulai dari tahun 2004.
Erwin menjadi Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan pada periode 2004-2009.
Komisaris Utama di Bosowa Group ini juga pernah menjadi Wakil Bendahara Umum periode 2009-2014.
Wakil Sekertaris Jendral Bidang Industri dan Perdagangan di periode 2014-2019.
Pada periode 2016-2018 Erwin Aksa menjabat sebagai Ketua Bidang Perdagangan dan Industri.
Sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Erwin mengemukakan gagasan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan kejuruan (vokasi).
Ia berpendapat bahwa dasar dari pembangunan sebuah negara adalah pendidikan.
Erwin dan Partai Golkar mendorong pengembangan kualitas pendidikan vokasi karena padat melahirkan generasi berkualitas dan memiliki daya saing.
Sumber: Tribunnews.com/Tribun Timur