Polemik Hilangnya Grafik Perolehan Suara di Sirekap KPU, Bawaslu hingga Pengamat Beri Kritik
Komisi Pemilihan Umum (KPU) panen kritik seusai menyetop tampilan grafik perolehan suara di Sirekap.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Nuryanti
Juru Bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena menilai Sirekap sudah bermasalah sejak awal.
Seharusnya, kata dia, komisioner KPU menyosialisasikan terlebih dahulu apabila terdapat gangguan.
"Sehingga, lagi-lagi menimbulkan polemik baru di tengah masyarakat," ujar Billy.
"KPU jangan terus-terus membuat masyarakat bingung, karena masyarakat begitu peduli mengawal suara dan mengawal proses Pemilu," katanya.
Menurut Billy, hilangnya grafik perolehan suara di Sirekap menunjukkan ketidaksiapan manajemen sistem informasi KPU.
"Juga ketidakamanan sistem informasi dari ancaman serangan cyber ataupun alasan terselubung lainnya," kata Billy.
Baca juga: Minta KPU Inisiatif Audit Forensik Sirekap, Ahmad Sahroni: Kalau Enggak Ada Apa-apa Kenapa Worry?
Pengamat Khawatir Timbul Masalah Baru
Sementara itu, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, A Bakir Ihsan justru khawatir tindakan KPU ini bisa memunculkan kekisruhan.
Ia menyebut Sirekap merupakan media transparansi suara yang dititipkan masyarakat kepada KPU.
"Tentu, bisa menjadi pemicu polemik, karena semua orang bertaruh atas transparansi suara yang dititipkan oleh pemilih kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu," jelas Bakir, dikonfirmasi Rabu.
Karena itu, ia khawatir kondisi ini dapat menghilangkan kepercayaan terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
"Langkah tersebut bisa mendegradasi integritas KPU, sekaligus kepercayaan masyarakat kepada KPU. Malah orang bisa curiga di tengah banyak pertanyaan terkait kerja KPU, khususnya terkait penghitungan suara, terutama melalui Sirekap," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Rina Ayu Panca Rini/Galuh Widya Wardani/Mario Christian Sumampouw/Hasanudin Aco)