Prabowo Diminta Perkuat Kerja Sama Ekonomi Bilateral dengan China dan Rangkul Lawan Politik
Prabowo harus memperkuat kerja sama bilateral dengan Pemerintah Republik Rakyat China (RRC), sebagai kekuatan besar di Asia dan dunia.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto diminta fokus mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi Indonesia lima tahun ke depan.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Prabowo Mania 08 Jawa Timur, Bambang Widjanarko Setio merespons keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Tugas berat dan complicated tidak bisa dihadapi dengan biasa-biasa saja. Indonesia dan negara-negara lain di dunia akan mengalami guncangan besar di berbagai bidang kehidupan,” kata Bambang kepada wartawan, Jumat (22/3/24).
Bambang mengatakan, Prabowo harus memperkuat kerja sama bilateral dengan Pemerintah Republik Rakyat China (RRC), sebagai kekuatan besar di Asia dan dunia.
Di samping, kerja sama intensif dengan beberapa negara lainnya, seperti Jepang, Korea hingga Eropa.
“Presiden Prabowo harus berani membuat instrumentasi kekuatan ekonomi Indonesia sebagai aktor utama dalam peta ekonomi dunia," ujar Bambang.
Apalagi, kata dia, peta ekonomi dunia ke depan akan berkiblat ke Asia khususnya RRC yang menjadi dinamisator ekonomi global dan disegani Amerika dan negara-negara di Eropa.
Bambang menegaskan, Prabowo harus mampu out of the box dalam berbagai kebijakan ekonomi, politik, pertahanan dan lainnya.
Menurutnya, Indonesia harus mengedepankan kerja sama dengan RRC yang sudah terbina dengan baik selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bambang menegaskan, Indonesia harus membangun kekuatan ekonomi dengan RRC dan mengambil manfaat positif bagi kepentingan nasional.
"Artinya harus ada perubahan haluan, sehingga Indonesia mampu berdaulat di bidang ekonomi, politik dan pertahanan untuk kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Dia juga meminta Prabowo melakukan program revolusi dalam konteks produksi pangan, sehingga Indonesia mandiri dan berswasembada pangan secara komprehensif.
Menurut Bambang, sat ini, Indonesia dan dunia internasional sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Di sisi lain terjadi konflik bersenjata di beberapa negara, krisis pangan hingga negara maju seperti Amerika Serikat menghadapi resesi ekonomi dan moneter.
“Selain itu, persoalan pengangguran dan lapangan kerja, menjadi tantangan yang sangat berpengaruh bagi eksistensi generasi muda dan milenial," ungkap Bambang.
"Tak hanya itu, persoalan bonus demokrasi jangan lagi kita menunggu tapi kita harus merebutnya dan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya menambahkan.
Bambang menambahkan, dirinya yakin Prabowo Subianto akan merangkul mereka yang berseberangan dalam Pilpres.
Apalagi, kata dia, Indonesia adalah negara besar yang tidak mungkin dikelola sendiri.
Karena itu, dapat dipastikan Prabowo akan mengajak tokoh lainnya untuk kerja sama membangun Indonesia.