Anies Baswedan Pepet PKS Untuk Kantongi Tiket Pilkada Jakarta 2024, PDIP dan NasDem Bicara Peluang
Anies Baswedan mulai serius menjajaki partai politik untuk mendapatkan tiket maju menjadi calon gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024.
Editor: Adi Suhendi
Soal kemungkinan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, Prananda menyebut hal itu mungkin saja terjadi.
Namun, kata dia, saat ini NasDem juga memiliki kader sendiri yang memiliki potensi untuk maju.
Termasuk di antaranya yakni, Bendahara Umum NasDem sekaligus Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan Ketua DPW NasDem Jakarta Wibi Andrino.
"Mungkin saja (mendukung Anies), ini kan sangat dinamis. Pak Anies, mungkin pak Roni, mungkin Wibi sepupu saya Wibi Andrino," ujar dia.
Meski begitu, Prananda memastikan kalau NasDem akan terlebih dahulu mengutamakan kadernya untuk maju di Pilkada termasuk Jakarta.
Dirinya mengklaim kalau NasDem juga memiliki beberapa kader berpotensi untuk maju sebagai kepala daerah.
"Tetapi saya rasa tentu kita utamakan kader. Tetapi saya belum bisa sampaikan siapa itu. Karena sangat dinamis. Saya yakin dan percaya nanti pasti akan ada yang terbaik dan yang terbaik," kata Prananda.
Terpisah, Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Pilkada PDI Perjuangan (PDIP), Chico Hakim mengakui ada usulan dari internal partai untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur Jakarta di Pilkada 2024.
Chico mengatakan usulan itu datang dari beberapa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP.
"Selain nama-nama dari internal tersebut ada juga nama Gubernur yang terkahir Anies Baswedan disebut oleh teman-teman dari DPC, DPD," kata Chico kepada wartawan, Kamis (30/5/2024).
Namun, Chico menegaskan PDIP tetap memprioritaskan mengusung kader internal di Pilkada Jakarta.
"Sampai hari ini prinsipnya memang kita akan mencoba memprioritaskan kader internal untuk maju sebagai calon gubernurnya," ujarnya.
Beberapa nama dari internal PDIP yang didorong maju Pilkada Jakarta seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Djarot Syaiful Hidayat, Prasetyo Edi Marsudi.
Kemudian, Charles Honoris, Andika Perkasa hingga Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini.