Pilkada Serentak 2024, Berikut Ini Sederet Nama yang Masuk Bursa Calon Bupati Jayapura
LKPI melakukan simulasi 3 nama bakal calon Bupati dengan pertanyaan tertutup kepada 1.000 responden untuk memilih satu dari tiga nama sebagai bupati.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Pemilu Indonesja (LKPI) melakukan survei di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua untuk mengukur preferensi masyarakat setempat jelang Pilkada 2024.
Survei yang berlangsung pada periode 3-13 Agustus 2024 tersebut dilaksanakan untuk mengetahui peta suara dari bakal calon bupati paling sering disebut-sebut namanya di kalangan masyarakat Kabupaten Jayapura.
"Pada simulasi top of mind hasilnya nama Ted Yones Mokay mendapatkan dukungan publik tertinggi dengan elektabilitas tertinggi sebesar 27,4 persen. Kemudian Jan Jap Ormuseray 17,2 persen, Orgenes Kawai dengan elektabilitas 10,8 persen, Alpius Toam 7,3 persen, dan Jhon Manangsan Wally 5,3 persen," kata Direktur Eksekutive LKPI Togu Lubis dalam keterangannya, Sabtu (17/8/2024).
Togu menyatakan, nama-nama lain juga muncul dalam survei ini memiliki tingkat elektabilitas di bawah 5 persen. Di antaranya Klemen Hamo 4,7 persen, Kristian Epa 4,4 persen, Jansen Monim 3,4 persen, Yanto Khomlay Eluay 3,1 persen, Giri Wijayantoro 2,4 persen, Gerson Ury 2,2 persen, Hana S. Hikoyabi 2,1 persen, Triwarno Purnomo 2,1 persen, dan yang tidak memilih sebesar 7,6 persen.
Baca juga: KIM Plus Solid Dukung Yanni di Pilkada Sarmi, Ketua Umum PBB: Bisa Langsung Berlari
LKPI juga melakukan simulasi 12 nama dengan pertanyaan tertutup yang disodorkan pada responden untuk dipilih sebagai Bupati Jayapura. Hasil survei menunjukkan nama Ted Yones Mokay sebagai bakal calon bupati Jayapura dengan elektabilitas tertinggi di angka 29,7 persen.
Urutan selanjutnya Jan Jap Ormuseray 15,7 persen, Alpius Toam 7,4 persen, Hermes Felle 7,3 persen, Billy Suwae 6,2 persen, Jhon Wiklif Tegai 5,2 persen, Jhon Manangsan Wally 4,7 persen, Aleks Waisimon 2,9 persen, Benyamin Yerisetouw 2,3 persen, Orgenes Kaway 1,8 persen, Yoop Suebu 1,7 persen, Yoseph Simon Done 1,4 persen, dan yang tidak memilih 13,7 persen.
Dalam simulasi 4 nama bakal calon bupati Jayapura kembali nama Ted Yones Mokay dipilih paling tinggi dengan dukungan 40,7 persen, Jan Jap Ormuseray 18,6 persen, Jhon Manangsan Wally 12,7 persen, Alpius Toam 9,9 persen, dan yang tidak memilih atau rahasia sebesar 18,1 persen.
LKPI juga melakukan simulasi 3 nama bakal calon Bupati dengan pertanyaan tertutup kepada 1.000 responden untuk memilih satu dari tiga nama sebagai bupati Jayapura. Hasilnya Ted Yones Mokay dipilih sebanyak 47,3 persen dan Jhon Manangsan Wally 19,6 persen, Jan Ormuseray 17,8 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 15,3 persen.
Lebih lanjut, dalam simulasi head to head antara Ted Yones Mokay dengan Jan Jap Ormuseray hasilnya Ted Yones Mokay dipilih sebanyak 59,2 persen dan Jan Jap Ormuseray 31,6 persen, sisanya yang tidak memilih sebesar 9,2 persen.
Lalu, simulasi head to head antara Ted Yones Mokay dengan Alpius Toam hasilnya Ted Yones Mokay dipilih sebanyak 61,9 persen dan Alpius Toam 27,8 persen tidak memilih 10,3 persen. Sementara dalam simulasi head to head antara Ted Yones Mokay dengan Jhon Manangsan Wally hasilnya tingkat keterpilihan Ted Yones Mokay mencapai 64,7 persen dan Jhon Manangsan Wally 28,4 persen dan tidak memilih 6,9 persen.
Selain Calon Bupati Jayapura, LKPI juga melakukan simulasi nama-nama tokoh untuk bakal calon wakil bupati Jayapura dengan pertanyaan tertutup pada responden. Hasil survei menunjukan nama Supardi menempati urutan pertama dengan dipilih sebanyak 29,7 persen.
"Urutan selanjutnya adalah Isak Tonggroitouw sebesar 17,4 persen, di urutan ketiga adalah Daniel Mebri 12,4 persen, Haji Sakaruddin 8,9 persen, Isak JH Tukayo 5,1 persen, Frans Kafiar 3,2 persen, Theodorus Yaung 3,1 persen, Korneles Yanuaring 2,9 persen, Mulyono 2,6 persen, dan sisanya yang tidak memilih sebesar 14,7 persen," kata Togu.
Togu menjelaskan, survei ini didasarkan pada populasi DPT Kabupaten Jayapura pada pemilu 2024 sebanyak 134.568 pemilih tetap di Kabupaten Jayapura yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan kepala daerah tahun 2024. Yaitu mereka yang telah berumur 17 tahun keatas atau mereka yang telah menikah ketika survei ini dilakukan.
"Survei ini menggunakan jumlah sampel sebesar 1000 orang responden dan menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode sample random sampling, ukuran sampel basis 1000 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ± 3,09 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen” kata Togu
"Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) dan dalam kendali kualitas ini tidak ditemukan kesalahan berarti," imbuhnya.
Sisi lain, Togu mengungkapkan, hasil survei menemukan bahwa sebanyak 57,8 persen yang mengetahui akan adanya pilkada di Kabupaten Jayapura. "Dan sebanyak 42,2 persen tidak mengetahuinya," ujarmya.
Sementara itu, Pengamat Politik UIN Jakarta Rikal Dikri menilai, berdasarkan hasil survei LKPI ini menunjukan Elektabilitas Ted Yones Mokay sulit tersaingi oleh kandidat lainya. Menurutnya, ini merupakan gambaran masyarakat Kabupaten Jayapura yang menginginkan Ted Yonea Mokay menjadi pemimpin nomor satu di Kabupaten Jayapura.
Namun, kata Rikal, mesin-mesin partai Politik pengusung dan Relawan Ted Yones juga harus tetap dijalankan secara optimal, untuk lebih meningkatkan Elektabilitas Ted Yones. "Partai mana saja yang menjadi pendukung Ted Yones yang dianggap sebagai variabel penentu dalam memenangkan kontestasi," ujar Rikal.
Ini semua, lanjut Rilkal, kembali kepada komitmen dan kerja keras kandidatnya saat pilkada nanti. Sehingga, survei ini bisa dijadikan sebagai rujukan dan referensi bagi parpol dalam menentukan calon bupati yang akan diusung.
"Soal bagaimana peluang kemenangan kembali kepada kerja-kerja politik kandidat. Namun, hasil survei ini masih bisa berubah karena beragam faktor seperti visi misi, pemberian uang, ajakan orang tua, kepala suku di Jayapura, pimpinan gereja, atau calon tersebut tidak dapat tiket partai politik," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.