Pilkada Kampar, Pasangan Calon yang Mewakili Semua Suku Punya Kans Besar untuk Menang
Kabupaten Kampar dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 600 ribu lebih tentu menjadi salah satu lumbung suara potensial
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunews.com Muhammad Zufikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peta politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Kampar periode 2024-2029 semakin mengerucut. Beberapa kandidat mulai muncul dengan klaim basis masing-masing.
Kabupaten Kampar dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 600 ribu lebih tentu menjadi salah satu lumbung suara potensial dalam peta politik Provinsi Riau tahun 2024 ini. Sehingga akan terjadi tarik menarik dalam arah koalisi partai-partai maupun tokoh-tokoh politik baik di Riau maupun di Kampar sendiri.
Salah satu tokoh yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kampar adalah Rahmat Jevary Juniardo atau akrab di sapa Bung Ardo, putra Jefry Noer, mantan Bupati Kampar 2 periode.
Pengamat politik Riau, Tito Handoko mengatakan dinamika politik yang terjadi di Kampar sangat unik dan rumit. Oleh karena itu, dia memberi pandangan, bagi tokoh politik, bila ingin membangun koalisi menghadapi Pilkada Kampar semestinya mempertimbangkan aspek keterwakilan dari suku-suku yang ada.
Untuk diketahui, Kampar sendiri terdiri dari bermacam-macam suku dan terbagi oleh beberapa wilayah. Dan masing-masing suku maupun wilayah punya arah dukungan politik sendiri-sendiri berdasarkan kepentingan mereka masing-masing.
Baca juga: Perumusan Minim Partisipasi Publik, APTI Pertimbangkan Uji Materiil PP Kesehatan ke MK
Adapun suku besar di Kampar yaitu suku Ocu atau suku asli secara persentase berkisar 40 persen. Kemudian suku Jawa 33 persen, lalu ada suku Minang 17 persen, 8 persen suku Batak dan 2 persen untuk suku lain-lain.
"Idealnya kandidat dari Suku Ocu diduetkan dengan Suku Jawa. Harus ada kombinasi representasi keterwakilan suku bila ingin membangun koalisi yang kuat dengan peluang kemenangan cukup besar," ujar Tito Handoko, Sabtu (17/8/2024).
Menurutnya, bila keterwakilan suku-suku yang ada di Kampar tidak bisa dipaksakan dalam koalisi, maka representasi wilayah juga harus menjadi pertimbangan para kandidat.
Sebagai contoh, di Kampar ada wilayah Rantau Kampar Kiri, ada wilayah Tapung Raya, ada wilayah XIII Koto, kemudian ada wilayah Siak Hulu, Bangkinang 5 Koto, Tambang dan Siak Hulu.
"Pemilih di wilayah Kampar Kiri tentu akan pro kepada tokoh dari wilayah mereka, sebaliknya orang di wilayah Tapung Raya cenderung akan memilih tokoh dari wilayah mereka sendiri. Tentu duet atas dasar pertimbangan representasi wilayah sangat penting bila calon ingin peluang kemenangan lebih besar," ungkap Tito.
Berdasarkan analisa Tito, pertarungan diprediksi akan berlangsung ketat di jalur tengah. Mengingat ramainya calon dari jalur tengah atau wilayah 5 Koto, maka pertarungan akan panas, bahkan para kandidat justru akan saling "bunuh" di jalur tengah tersebut.
"Coba kita lihat peta representasi teritorial kandidat Bupati Kampar berikut ini," ajaknya.
Secara garis besar nama-nama yang akan ikut bertarung di ajang Pilbup kali ini mayoritas dari jalur tengah, dimana ada Edwin Pratama Putra, Yusri, Ahmad Yuzar, Yuyun Hidayat dan Misharti, termasuk Ardo pun dari jalur yang sama, yaitu dari jalur tengah.