Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Soroti Fenomena Tembok Kekuasaan Halangi Pemilihan Demokratis di Jakarta, Jateng, dan Sumut

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri meminta agar hak rakyat untuk memilih pemimpin diberikan seluasnya.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Megawati Soroti Fenomena Tembok Kekuasaan Halangi Pemilihan Demokratis di Jakarta, Jateng, dan Sumut
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidatonya dalam pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang kedua, di Kantor DPP Partai, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (22/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri meminta agar hak rakyat untuk memilih pemimpin diberikan seluasnya.

Menurut dia, jangan ada tembok kekuasaan yang berusaha menghalangi kontestasi demokratis dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.




Megawati mengatakan dirinya mencermati fenomena yang berkembang, bahwa Pilkada dijadikan momentum 'Unjuk Kekuasaan'.

Sebagai Kepala Negara yang mengeluarkan aturan pertama soal pemilihan langsung, Megawati mengatakan dirinya punya banyak pengalaman menyangkut praktik memberikan hak seluasnya kepada rakyat untuk memilih.

Saat pertama kali dipraktikkan di pemilu 2004, Megawati kalah dalam Pemilu.

"Saya ini penanggung jawab pemilu langsung. Dan berhasil dengan baik. Kenapa berhasil baik? Karena saya sebagai presiden tidak mempergunakan kekuasaan saya, tetapi netral," kata Megawati dalam acara pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang kedua, di Kantor DPP Partai, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

BERITA TERKAIT

"Saya ingat waktu itu, MK, ketuanya Pak Jimly nanya ke saya. Apakah mau gugat (hasil pemilu langsung) apa tidak? (saya jawab) Tidak lah. Kalau gugatan, mau berapa lama lagi? Karena bagi saya, yang penting rakyat sudah terpenuhi mendapatkan haknya memilih. Tidak seperti zaman sebelumnya (Pilpres dengan sistem) perwakilan (di MPR)," sambung dia.

Baca juga: 3 Gerbang Tol Dalam Kota Ditutup Sore Ini Imbas Demo Tolak Revisi UU Pilkada di DPR

Menurut Megawati, hingga saat ini, belum ada rakyat yang ingin mengubah sistem pemilihan langsung.

Karena itu, jangan sampai hak rakyat tersebut berusaha dihalangi tembok-tembok kekuasaan.

"Nah sekarang, apakah rakyat mau dibodohi lagi? Rakyat tidak bodoh loh. Dia punya hati nurani. Dia tahu yang sebenarnya," kata Megawati.

"Biarlah rakyat memilih dengan sukacita," tegasnya.

Pernyataan tersebut disampaikannya karena melihat berbagai pembatasan dilakukan dengan menghambat calon tertentu dan mencoba mempersempit ruang demokrasi.

Kontestasi yang demokratis dihalangi tembok-tembok kekuasaan, karena dukungan terhadap calon tertentu.

Baca juga: Reza Rahadian Ungkap Alasan Ikut Demo di Gedung DPR: Saya Tak Lagi Merasa Memiliki Wakil Rakyat

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas