Daftar 25 Cagub-Cawagub PDIP di Pilkada Serentak 2024
Berikut ini daftar 25 cagub dan cawagub yang bakal diusung PDIP di Pilkada Serentak 2024.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.com - Berikut ini daftar 25 calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang diusung PDIP di Pilkada Serentak 2024.
PDIP kembali mengumumkan cagub dan cawagub yang bakal diusung di Pilkada Serentak 2024, Senin (26/8/2024).
Pada kesempatan kali ini, PDIP mengumumkan enam cagub dan cawagub baru, termasuk mantan kader Golkar, Airin Rachmi Diany.
Airin bersama Ade Sumardi resmi diusung PDIP sebagai cagub dan cawagub Pilkada Banten 2024.
"Dari Provinsi Banten, Ibu Airin Rachmy Diany, tepuk tangan yang meriah. Didampingi oleh Ade Sumardi, Ketua DPD PDIP Banten," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, Senin, dikutip dari YouTube PDIP.
Selain Airin, mantan Panglima TNI, Andika Perkasa, juga dijagokan maju di Pilkada Jawa Tengah 2024, bersama eks Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi alias Hendi.
"Dari Provinsi Jawa Tengah, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi."
"Kata Mas Prananda, Mas Hendrar membaca dedication of life-nya sempurna, jadi lolos (jadi cawagub)," ujar Hasto seraya bercanda.
Sebagai informasi, enam cagub dan cawagub baru yang diumumkan bakal diusung untuk Pilkada Banten 2024, Pilkada Jateng 2024, Pilkada NTT 2024, Pilkada Gorontalo 2024, Pilkada Sulut 2024, dan Pilkada Kaltara 2024.
Selengkapnya, berikut daftar 25 cagub dan cawagub yang diusung PDIP di Pilkada Serentak 2024:
- Aceh: Muzakir Manaf
- Sumatra Utara: Edy Rahmayadi
- Sumatra Barat: Epyardi Asda-Ekos Albar
- Jambi: Al Haris-Abdullah Sani
- Riau: Abdul Wahid-SF Herianto
- Bengkulu: Helmi Hasan-Mian
- Kepulauan Riau: Muhammad Rudi-Aunur Rafiq
- Kepulauan Bangka Belitung: Hidayat Arsani-Heliana
- Banten: Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi
- Jawa Tengah: Andika Perkasa
- Bali: I Wayan Koster-I Nyiman Giri Prasta
- Nusa Tenggara Timur (NTT): Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto
- Nusa Tenggara Barat (NTB): Sitti Rohmi Djalilah-Musyafirin
- Kalimantan Utara: Andi Sulaiman-Andri Partono
- Kalimantan Timur: Isran Noor-Hadi Mulyadi
- Kalimantan Tengah: Nadalsyah Koyem-Sigit Yunianto
- Sulawesi Selatan: Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto-Azhar Arsyahd
- Sulawesi Tenggara: Lukman Abu Nawas-Laude Ida
- Sulawesi Tengah: Rusdi Mastura-Agusto
- Sulawesi Utara: Steven Kandouw-Alfred Denny Djoike Tuejeh
- Gorontalo: Hamzah Isa-Abdurrahman Abubakar Bahmid
- Maluku: Jeffrey A Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas
- Papua Barat Daya: Yopi Ones-Ibrahim Ugaje
- Papua Selatan: Apolo-Paskalis Imadawa
- Papua Tengah: Meki Fritz Nawipa-Deinas Geley
Baca juga: PDIP Usung 6 Cagub-Cawagub: Airin-Ade Sumardi di Banten, Andika-Hendrar Prihadi di Jawa Tengah
Bagaimana Nasib Pasangan Anies Baswedan-Rano Karno?
Diketahui, PDIP santer dikabarkan bakal mengusung Anies Baswedan dan Rano Karno untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Isu itu semakin santer setelah Anies bersilaturahmi ke Kantor DPD DKI Jakarta, Minggu (25/8/2024).
Namun, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, tak memberikan jawaban yang jelas saat ditanya isu duet Anies-Rano Karno.
"Insya Allah," kata Said, Senin (26/8/2024), dilansir Kompas.com.
Tak hanya itu, Anies-Rano Karno juga tak terlihat di Kantor DPP PDIP saat partai berlambang banteng itu mengumumkan cagub-cawagub untuk Pilkada Serentak 2024, Senin.
Terkait hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menyebut PDIP masih bimbang akan mengusung Anies atau tidak.
"Soal kemungkinan PDIP mengusung Anies atau tidak, peluangnya masih fifty-fifty, bisa mengusung, juga bisa tidak," ungkap Ujang, Senin.
Lebih lanjut, Ujang berpendapat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, lebih mengutamakan kadernya sendiri untuk maju Pilkada Serentak 2024.
"Saya masih yakin Megawati akan mengutamakan kadernya. Akan mengutamakan orang yang sudah habis-habisan, berjuang mati-matian, berdarah-darah di partai untuk bisa diusung untuk menjadi kepala daerah. Itu yang prioritas, yang utama," urai Ujang.
Baca juga: Sepak Terjang Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, Diusung PDIP di Pilgub Jateng 2024, Siap Lawan KIM
Kendati demikian, Ujang menyebut PDIP bisa saja mengusung Anies jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan Megawati memiliki kesamaan kepentingan, yaitu melawan rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain alasan tersebut, Ujang juga mengungkapkan syarat lain yang harus dipenuhi Anies jika ingin diusung PDIP.
Menurut Ujang, Anies harus bersedia mematuhi batasan-batasan yang diberikan PDIP.
"Kalau (PDIP) politiknya pragmatis ya peluang 50 persen ada untuk mengusung Anies karena mungkin kesamaan kepentingan lalu kesamaan ingin bersama-sama melawan Jokowi, kan gitu," jelas dia.
"Jadi dalam konteks itu, ya kalau Anies manut, nurut jadi petugas partai lalu punya kartu anggota partai, ikut ajaran Bung Karno, wong cilik, dan macam-macam syarat formal PDIP, ya mungkin saja 50 persen itu Anies diusung (PDIP)" pungkasnya.
Adian Minta Ahokers Dukung Apapun Keputusan Megawati
Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP PDIP Bidang Komunikasi, Adian Napitupulu, bertemu massa yang tergabung dalam aliansi Demi Anak Generasi (DAG) yang mengatasnamakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Ahokers), Minggu.
Dalam pertemuan yang digelar di Kantor DPP PDIP itu, Adian ditemani kader PDIP lainnya, Ronny Talapessy.
Kepada Ahokers, Adian menceritakan sampai saat ini DPP PDIP belum memutuskan untuk mendukung Ahok atau tokoh-tokoh lain untuk maju dalam Pilkada Jakarta, tak terkecuali Anies Baswedan.
"Ke mana (dukungan) PDIP, prediksinya? Saya tidak mau pakai prediksi-prediksian, tapi percayalah di gedung itu (kantor DPP PDIP) semua kita bicarakan, percaya saja."
"Kita berbicara tentang calon A, B, dan sebagainya. Tapi kita organisasi, partai politik. Organisasi mau berjalan dengan baik harus punya pimpinan."
"Dan sebagai kader partai , kita harus ikuti arahan pimpinan. Bisa dipahami, Ibu, Bapak?" jelas Adian.
Penjelasan Adian itu disambut jawaban bisa oleh para massa.
Adian kemudian menyinggung, perbedaan pendapat dalam mendukung suatu calon di sebuah kontestasi itu biasa terjadi di mana saja.
Namun, nantinya keputusan yang akan diambil oleh Megawati harus dipegang teguh oleh seluruh kader, termasuk Ahokers.
Baca juga: Airin Diusung PDIP di Pilkada Banten usai Ditinggal Golkar, Dapat Rekomendasi Langsung dari Megawati
"Begini, begini. Ibu-ibu punya anak tak di rumah? Anaknya punya banyak keinginan, tidak? Banyak."
"Nah ketika Ibu-ibu memutuskan sesuatu yang mungkin berbeda dengan keinginan anaknya, apakah tujuannya untuk mencelakakan anaknya? Tidak."
"Nah sama, itulah yang ada di ibu kita, Megawati. Jadi ketika kita berbeda keinginan. Sampaikan. Biarkan ibu kita memutuskan."
"Dengan satu keyakinan, dia tidak akan memberikan yang buruk untuk kita. Dia tidak akan mencelakakan anaknya. Dia tidak akan mencelakai rakyat," urai Adian.
"Kenapa demikian? Percaya saja. Banyak hal yang sudah dilewati oleh Ibu Megawati yang tidak kita lalui. Sakit hatinya, air matanya, keringatnya, pengorbanannya. Dia dikhianati dan sebagainya."
"Semuanya itu kemudian menjadikan dia menjadi seorang ibu yang menurut saya sangat bijaksana," lanjutnya.
Menutup keterangannya, Adian bertanya kepada seluruh Ahokers yang hadir soal apakah mereka mau memberikan kesempatan kepada Megawati dan menerima apapun keputusannya.
Pertanyaan tersebut dijawab kompak dengan kata "siap, Bang" oleh para Ahokers.
"Kami dukung keputusan Ibu Mega," ujar sejumlah ibu-ibu yang hadir menjadi bagian dari pendukung Ahok tersebut.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Galuh Widya W, Kompas.com)