Sama-sama Diikuti 3 Paslon, Apakah Pilkada Jakarta 2024 Bakal Satu Putaran seperti Pilpres?
Ada beberapa faktor yang diprediksi oleh pengamat soal berapa putaran yang akan terjadi di Pilkada Jakarta 2024. Apakah akan satu atau dua putaran?
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Jadi yang bersaing itu ya dari partai politik yaitu RK-Suswono dan Pramono-Rano Karno. Jadi Dharma-Kun seolah-olah tenggelam," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu malam.
Selanjutnya, Ujang juga menganggap bahwa RK-Suswono maupun Pramono-Rano tidak bisa menang telak di Jakarta karena kedua pasangan tersebut bukanlah petahana atau incumbent.
Sehingga, imbuhnya, untuk memperoleh suara hingga 50 persen plus 1 sebagai syarat menang satu putaran sulit.
"Kelihatannya yang lebih besar kemungkinan dua putaran karena kan harus (suara yang diraih) 50 persen lebih. Dalam konteks itu, agak berat karena mereka berdua (RK-Suswono dan Pramono-Rano) bukan incumbent," jelasnya.
Kendati demikian, Ujang mengatakan masih banyak kemungkinan terjadi di Pilkada Jakarta 2024.
Dia mengungkapkan publik masih menunggu terkait hasil survei terbaru dari beberapa lembaga terkait elektabilitas ketiga calon tersebut.
"Kita lihat aja awal bulan ini, elektabilitas pasangan-pasangan itu berapa. Nanti akan kelihatan tuh angka-angkanya berapa," tuturnya.
Berlangsung 2 Putaran, Simpatisan Anies dan Ahok Jadi Penentu
Senada dengan Ujang, Political Strategy Group (PSG) memprediksi Pilkada Jakarta 2024 bakal berlangsung dua putaran.
Prediksi tersebut berkaca pada Pilgub Jakarta 2017 yang diikuti tiga pasang calon.
Pada Pilkada Jakarta 2024 ini, ada tiga pasang calon yang akan bertarung yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Chairman PSG, Luki Hermawan mengatakan, Jakarta adalah provinsi yang akan selalu istimewa atas sejarahnya, penduduknya, dinamika sosial-politiknya, dan budaya metropolitannya serta selalu menjadi perhatian publik.
"Perhelatan Pilkada Jakarta di akhir November nanti akan menjadi titik penentu sejarah Jakarta segera setelah melepas statusnya sebagai Daerah Khusus Ibukota," ucap Luki di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi menerangkan Jakarta memang tak lagi menjadi Ibu Kota Negara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.