Saksi Cabup Sampang Dicelurit, Dede Yusuf : Pemerintah Jangan Merasa Situasi Pilkada 'Under Control'
Dede Yusuf kemudian juga menyinggung peristiwa meledaknya speedboat yang menewaskan Benny Laos, calon gubernur Maluku Utara.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf meminta pemerintah dalam hal ini Penjabat (Pj) gubernur maupun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selalu merasa situasi Pilkada Serentak 2024 dalam kondisi ‘under control’ atau berada di bawah kendali.
Pasalnya belakangan terjadi peristiwa menghebohkan publik yang punya kaitannya dengan Pilkada Serentak 2204.
“Saya menyampaikan kepada kawan semua kita jangan selalu mengatakan semua dalam under control, tapi realitanya ketika semua sudah terjadi, maka pasti bapak ibu, termasuk Kemendagri, kepolisian akan direpotkan,” kata Dede Yusuf dalam rapat kerja Komisi II DPR dengan Mendagri dan Pj Gubernur sejumlah daerah, di Ruang Rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Dede Yusuf kemudian menyinggung peristiwa meledaknya speedboat yang menewaskan Benny Laos, calon gubernur Maluku Utara.
Disusul, kejadian teranyar adanya peristiwa pengeroyokan dengan penggunaan senjata tajam (carok) terhadap saksi calon bupati Sampang di Madura hingga yang bersangkutan meregang nyawa.
Baca juga: Dede Yusuf Tolak Usul Legalkan Politik Uang: Orang Akan Berlomba-lomba Cari Duit Tidak Benar
Politikus Partai Demokrat ini menuturkan, kejadian di Madura itu bisa terjadi karena konon wilayah yang didatangi tim cabup tersebut merupakan daerah kekuasaan calon tertentu.
Terlebih kultur di wilayah tersebut dikenal dengan penggunaan senjata tajam ketika berkonflik.
“Hari ini kami baru dapat informasi, ada saksi calon Bupati Sampang terbunuh di Sampang, Madura hanya gara - gara calon bupati ini timnya datang ke sebuah daerah yang mana di situ konon katanya daerah itu dikuasai calon bupati tertentu. Kebetulan kultur di sana ada namanya kultur yang menggunakan senjata tajam. Ini lagi ramai,” ucap dia.
Berkenaan dengan kejadian ini, Komisi II DPR mengingatkan pemerintah dan kepolisian, tak boleh ada nyawa yang hilang dalam sebuah kompetisi politik.
“Bagi kami di DPR, satu nyawa berharga sekali. Tidak boleh ada sebuah kompetisi politik yang mengakibatkan hilangnya sebuah nyawa,” ucap dia.
Saksi dari pasangan calon (Paslon) bupati Pilkada Sampang 2024 nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakteh) tewas dikeroyok sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Pengeroyokan tersebut setelah Paslon Jimad Sakteh melaksanakan kunjungan ke salah satu kediaman tokoh agama di desa setempat, Minggu (17/11/2024).
Ketua Tim Pemenagan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro menceritakan bahwa, informasi yang didapat awalnya sempat ada penghadangan dari beberapa orang yang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimat Sakteh.
"Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi," ujarnya.
Kemudian, berselang beberapa menit kejadian yang tidak diinginkan terjadi di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimat Sakteh. Diduga para pelaku mendatangi Jimmy Sugito Putra (korban).
Para pelaku datang lengkap dengan senjata tajam jenis celurit, sedangkan korban tidak membawa sajam jenis apapun.
"Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimat Sakteh," terangnya.
Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok ditubuhnya, sehingga nyawa korban tak dapat ditolong alias meninggal.
Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.
"Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut," pungkasnya.