Tak Lekang Dimakan Waktu, Pelaku UMKM Jamu Beberkan Ramuan Agar Tetap Eksis
Karena memiliki segudang manfaat, tidak sedikit orang yang mulai membuka bisnis jamu.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Meskipun zaman semakin modern, eksistensi jamu tidak lekang dimakan waktu. Bahkan di masa pandemi, obat tradisional khas Indonesia ini kembali menjadi populer.
Layaknya nenek moyang kita dulu, masih banyak orang yang percaya kandungan rempah-rempah dari jamu secara alami dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Karena memiliki segudang manfaat, tidak sedikit orang yang mulai membuka bisnis jamu.
Seorang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jamu, Diana (41) mengatakan, ia mulai membuka Vio Link sejak 2016 lalu dengan membuat jahe instan sebagai minuman herbal yang bisa menghangatkan tubuh.
Wanita yang berdomisili di Malang Jawa Timur ini menceritakan, awalnya ramuan jahe tersebut hanya dikonsumsi oleh kerabat dan keluarga dekatnya saja. Seiring berjalannya waktu, banyak tetangga dan masyarakat sekitar mulai tertarik dengan usahanya tersebut.
Meskipun telah diminati oleh banyak orang, ia sadar inovasi sangat diperlukan para pelaku UMKM. Dari situ, ia mencoba membuat berbagai varian rasa jamu yang berbahan dasar jahe merah, seperti Jahe Emprit, Temulawak, Manisan Jahe, Manisan Kencur, Black Garlic dan produk tambahan di luar jahe yaitu Bawang Hitam.
“Awalnya masih sangat terbatas. Seiring dengan banyaknya permintaan, saya sadar untuk membuka usaha jamu tentu butuh variasi produk yang lebih banyak lagi,” kata Diana.
Diana dengan tegas mengatakan, selain terus berinovasi, para pelaku UMKM juga perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memperluas pasar.
“Sejak 2018, saya mulai memasarkan produk jamu Vio Link melalui e-Commerce dan penjualan saya naik pesat setiap hari permintaan jamu selalu ada,” tambahnya.
Dengan menjalankan berbagai strategi marketing dan memanfaatkan perkembangan teknologi, ia mengakui bisnisnya telah masuk ke wilayah di Indonesia dan luar negeri.
“Saya memperluas penjualan dengan sistem reseller. Ada yang membeli jamu saya dan mereka menjual lagi. Tidak hanya di kota Malang, tapi juga ke Balikpapan, Pontianak, Bangkalan. Bahkan sekarang ada yang membawa keluar negeri seperti Hongkong, US, dan Arab Saudi,” jelasnya.
Jamu makin diminati di masa pandemi Covid-19
Meskipun banyak memberikan dampak negatif, di sisi lain pandemi Covid-19 justru menjadi berkah bagi para penjual jamu.
Salah satu pelaku usaha jamu kesehatan, Niko, owner Gracious Healthy Drink mengakui, permintaan produknya mengalami peningkatan yang cukup signifikan di masa pandemi Covid-19.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.