PKL Pasar Gembrong: Relokasi akan Bikin Kami Jadi Pengemis
Puluhan PKL dikawasan Pasar Gembrong Jakarta Timur, tetap nekat berjualan di atas trotoar
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan pedagang kaki lima (PKL) dikawasan Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Cipinang, Jakarta Timur, tetap nekat berjualan di atas trotoar meskipun sudah diperingatkan dan ditindak.
Demi menyalurkan aspirasi mereka, para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Gembrong (PPKLPG), ini akan menggelar aksi damai dengan teatrikal sebagai pengemis dan pemulung.
Hal tersebut buntut dari dialog dengan Camat Jatinegara dan Wali Kota Jakarta Timur yang tak membuahkan hasil positif. Para pedagang mainan, boneka, dan karpet berulang kali ditertibkan.
"Kebijakan relokasi ini akan membuat kami menjadi pengemis dan pemulung. Selepas Shalat Jumat nanti, kami berencana mau aksi damai di trotoar di sekitar Pasar Gembrong," kata Bruri, pedagang selimut yang juga Ketua PPKLPG, Jumat (13/9/2013).
Bruri mengaku PKL Pasar Gembrong seperti dianaktirikan, ia mencontohkan, penataan kawasan Tanah Abang dan Pasar Minggu jauh lebih baik karena para pedagang dipindahkan ke gedung pasar yang tak jauh dari lokasi berdagang sebelumnya. Karena itu para pedagang di sana tidak khawatir akan kehilangan pelanggan.
PKL Pasar Gembrong merasa tiga lokasi yang disediakan Pemprov DKI, yakni PD Pasar Gembrong Cipinang Besar, PD Pasar Perumnas Klender, dan PD Pasar Sunan Giri dianggap terlalu jauh.
Padahal, berbeda dengan Pasar Minggu dan Pasar Tanah Abang, sebagian besar para PKL di Pasar Gembrong merupakan warga yang tinggal di sekitar pasar yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur itu.
"Para pedagang di sini tinggal di sekitar sini tapi dipindahkan ke tempat yang lebih jauh, otomatis perlu pengeluaran buat ongkos. Ditambah di pasar yang disediakan itu tidak ada yang beli," katanya.