Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Terbakar Saat Penghuni Menyate Daging Kurban

Tradisi membakar daging kurban untuk disate pada Hari Raya Idul Adha tak selalu berlangsung menggembirakan.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Rumah Terbakar Saat Penghuni Menyate Daging Kurban
Warta Kota/Feryanto Hadi
Rumah milik Djauhari (60) yang disewakan kepada Siswanto (40). Rumah tiga lantai yang juga menjadi usaha konveksi terkabar saat beberapa karyawan konveksi tengah menyate daging yang dibagikan masjid di wilayahnya, Selasa (15/10/2013). Rumah itu terletak di RT 10 RW 08 Kali Anyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. 

Laporan Wartawan Warta Kota , Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tradisi membakar daging kurban untuk disate pada Hari Raya Idul Adha tak selalu berlangsung menggembirakan. Seperti yang terjadi pada rumah milik Djauhari (60) yang disewakan kepada Siswanto (40).

Rumah tiga lantai yang juga menjadi usaha konveksi terkabar saat beberapa karyawan konveksi tengah menyate daging yang dibagikan masjid di wilayahnya. Rumah itu terletak di RT 10 RW 08 Kali Anyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Menurut Dedy (35) Dedy, seorang petugas kelurahan yang turut membantu memadamkan api, percikan api mulai terjadi di lantai dua bangunan itu sekitar pukul 15.00 WIB. Beruntung para warga saat itu sedang berada di depan rumah mereka, membakar daging bersama tetangga dan keluarganya.

"Warga secara bahu-membahu berusaha memadamkan api dengan air seadanya," kata dia di lokasi kejadian, Selasa (15/10/2013)

Pantauan Warta Kota pukul 16.30 WIB, warga masih terus berusaha melakukan pendinginan dan memastikan sudah tidak ada titik-titik api. Hanya satu rumah yang terbakar. Padahal, lokasi bangunan itu terletak di perkampungan padat penduduk.

"Warga segera mencegah api menyebar. Kalau tidak begitu, api bisa menghabiskan seluruh kampung," katanya.

BERITA TERKAIT

Beberapa warga yang ditemui menyangkal bahwa kebakaran terjadi karena ada kegiatan menyate daging di lantai dua rumah. Menurut mereka, kebakaran terjadi akibat adanya korsleting arus listrik di bangunan berukuran 3x8 meter itu.

"Bukan karena ada yang membakar sate," kata Priyanto Anton, Kepala RW 008, Kalianyar, Tambora.

Hal sama juga diungkapkan oleh Eko (30) anak dari Djauhari yang sore itu ikut memantau pemadaman api. "Saya nggak tahu persis karena apa, karena rumah itu kami sewakan sama orang sejak dua tahun lalu. Tapi katanya karena ada korslet," katanya.

Tetapi hal sebaliknya diungkapkan Dedy. Ia menyebut, saat melakukan evakuasi, ia menemukan banyak tusukan satu dan bahan-bahan lainnya. "Ada banyak tusukan dan berbagai bahan membuat sate di dalam rumah itu," kata dia. Lurah Kali Anyar Dodo Supendi membenarkan kejadian perkataan Dedy.

"Rumah milik Pak Djauhari yang dikontrakkan itu terbakar karena penghuninya ada yang membakar daging kurban di dalamnya," kata Dodo kepada wartawan.

Priyanto Anton Kepala RW 008, Kalianyar menjelaskan kebakaran tersebut bisa dipadamkan dan tidak sampai meluas karena kesigapan dari warga. Selain itu, adanya alat pemadam api portable di konveksi itu kata Priyanto sangat berperan dalam pemadaman.

"Sesuai instruksi camat, rumah itu telah memiliki alat pemadam api portabel. Bahkan, alat pemadam milik beberapa RT dan RW sekitar telah dimanfaatkan untuk membantu pemadaman rumah tersebut.

Ditambah lagi dengan kekompakan warga. Syukurnya api tidak sampai meluas," katanya. Menurut Priyanto, petugas pemadam kebakaran datang saat api sudah berhasil dipadamkan.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas