Alasan Jasa Marga 'Tutup' Tiga Pintu Tol Dalam Kota
Polda Metro Jaya dan PT Jasa Marga mengujicoba penutupan satu pintu masuk dan tiga pintu keluar tol dalam kota, mulai Senin (16/12/13).
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya dan PT Jasa Marga mengujicoba penutupan satu pintu masuk dan tiga pintu keluar tol dalam kota, mulai Senin (16/12/13).
Uji coba itu berlangsung di pintu masuk Tol Semanggi I pada sore hari, serta pintu keluar Tegal Parang (Mampang), Bukopin (Pancoran), dan di pintu keluar RS Dharmais (Slipi).
Corporate Secretary PT Jasa Marga David Wijayatno mengatakan ujicoba penutupan di dua pintu keluar tol dalam kota yakni pintu keluar Tegal Parang (Mampang) dan Bukopin (Pancoran), pada pagi hari yakni mulai pukul 06.00 sampai pukul 10.00, untuk mengantisipasi berpindahnya beberapa penerbangan komersial dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
Sebab katanya, diprediksi dengan digunakannya Bandara Halim PK untuk penerbangan komersil, maka akan mengakibatkan kemacetan parah di sekitar Cawang hingga Kuningan.
"Ini kami lakukan juga untuk mengantisipasi hal itu, di samping memang kemacetan di sana terjadi setiap pagi," katanya kepada Warta Kota, Jumat (13/12/2013).
Menurutnya saat dua pintu keluar itu ditutup, maka kendaraan dari arah Jagorawi, Jakarta-Cikampek dan Tol Tanjung Priok, yang akan menuju Pancoran atau Kuningan dan bertumpuk di tol dalam kota maka bisa keluar melalui Pintu Keluar Tol Cawang atau UKI untuk kemudian melalui jalan nontol.
"Atau bisa juga keluar di Gerbang Tol Semanggi, kemudian putar balik ke arah Kuningan atau Pancoran di bawah Jembatan Semanggi," paparnya.
Diharapkan rekayasa lalu lintas ini mengurangi kepadatan di sekitar wilayah di pintu keluar tersebut hingga Cawang baik di dalam tol dalam kota maupun di jalur reguler.
Menurutnya, berbagai upaya rekayasa lalu lintas yang dilakukan pihaknya dengan pihak kepolisian ini diharapkan efektif dan berjalan baik sehingga bisa dilakukan permanen.
"Kami dan kepolisian nantinya akan mengevaluasinya untuk melihat apakah hal ini diteruskan atau tidak," kata David.