Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

APPSI: Isu Beras Sintetis Rugikan Pasar Tradisional

Ngadiran, menduga isu beras sintetis yang berada di Bekasi sengaja diciptakan.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
zoom-in APPSI: Isu Beras Sintetis Rugikan Pasar Tradisional
instagram
Beras plastik yang dibeli oleh warga Bekasi di sebuah pasar tradisional pada 18 Mei 2015 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran, menduga isu beras sintetis yang berada di Bekasi sengaja diciptakan.

Ngadiran mewanti-wanti ini adalah upaya untuk menggerus keberadaan pasar tradisional.

"Tergerusnya pasar tradisional salah satu dengan berbagai hal. Mungkin ini bagian yang harus membuat kita semua sadar," kata Ngadiran di Hotel Double Tree by Hilton, Jakarta, Sabtu (23/5/2015)

Menurut Ngadiran, setiap ada isu seperti ini, misalnya tahu berformalin, boraks dan penggunaan zat kimia berbahaya lainnya, yang menjadi sasaran tembak adalah pedagang kecil yang ada di pasar tradisional.

Ngadiran menegaskan dirinnya tidak anti pasar modern, hanya saja dia mengingatkan agar rakyat semua waspada. Ngadiran berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar berjaga agar pasar tradsional semakin buruk, jorok, dan kumuh.

"Ini ada hikmah bagi kita yang selama ini asal beli beras nggak pakai tes. Dengan seperti ini lebih hati-hati," kata dia.

Ngadiran mengatakan, selain konsumen, pedagang juga dirugikan terkait isu beras dioplos plastik tersebut. Pedagang pun harus menjelaskan kepada pembelinya bahwa berasnya bebas plastik. Akibat lain adalah konsumen yang mulai meninggalkan pasar tradisional.

Berita Rekomendasi

"Ini bukan masalah modern atau tradisional. Tidak semua pasar tradisional menjual barang-barang seperti diceritakan," kata dia.

Terpisah, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Nellys Soekidi, mengungkapkan bahwa beras sintetis itu disebarkan tidak dilandasi motif ekonomi.
Nellys berpendapat demikian sebab pedangan pasti tidak akan untung jika mengoplos beras sintetis sebab biji plastik lebih mahal dibandingkan beras.

Nellys mengaku ada pihak-pihak yang sengaja menciptakan suasana demikian. Namun, Nellys tidak tahu pihak-pihak tersebut.

"Ini tetap ada unsur yang membuat suasana gaduh. Saya melihat ke situ," kata Nellys di tempat yang sama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas