Tersangka Ibu Pembunuh Anak Dikenal Temperamental dan Ringan Tangan
Luka itu didapat ketika VA tengah berkelahi dengan anak pertamanya. "Saat kejadian, VA sedang ribut dengan anaknya yang pertama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berdasarkan keterangan Yeni, kakak VA, Rayyan Algifari (empat bulan) diduga tewas akibat luka lebam yang ada di tangan dan telinganya karena pukulan ibu kandungnya sendiri, VA.
Luka itu didapat ketika VA tengah berkelahi dengan anak pertamanya. "Saat kejadian, VA sedang ribut dengan anaknya yang pertama. Ributnya sampai pukul-pukulan, hingga akhirnya, Rayyan tak sengaja terkena insiden itu," kata Herwanto, kuasa hukum Ari Hananti, ibunda VA .
"Keterangan itu didapat dari Yeni yang menanyakan langsung ke dua anak VA yang kembar. Karena saat ada keributan, mereka ada di lokasi," katanya.
Tak terima dengan sikap Yeni yang menanyakan kejadian itu ke anaknya, kata Herwanto, VA lalu memarahi Yeni.
Setelah kejadian itulah, mereka takut melaporkan VA ke polisi. "Awalnya takut melaporkan ke polisi, tapi karena untuk mencari kebenaran jadi klien kami berani melaporkan hal ini," katanya.
Herwanto menjelaskan, VA memiliki empat orang anak dari tiga suami. Dari pernikahan yang pertama, VA dikarunai seorang anak, yang kini duduk di kelas XI SMA di Bekasi.
Beberapa tahun, saat menjalin rumah tangga, mendadak suaminya meninggal dunia. Lalu VA memutuskan menikah dengan pria lain.
Dari pernikahan kedua, ia mendapatkan dua anak kembar yang kini berusia enam tahun. Nahas perkawinannya tak lama, VA keburu ditinggalkan oleh suami keduanya.
Beberapa tahun kemudian, VA memutuskan untuk menikah kembali. Dari pernikahan yang ketiga, ia memperoleh seorang anak bernama Rayyan.
Namun saat tengah mengandung Rayyan, VA kembali ditinggalkan oleh suaminya tanpa ada alasan yang jelas. "Meski ditinggalkan suami, VA tetap mendapatkan nafkah untuk menghidupi anaknya," kata Herwanto.
Tak hanya suka melawan orangtua, kata Herwanto, VA juga kerap 'bermain' fisik terhadap anaknya. Dia tak segan melukai anaknya dengan tangan kosong bila salah satu anaknya membuat dia jengkel. (Fitriyandi Al Fajri)