Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Kerabat Korban Dalam Gerombolan Penculik Safira

Mereka terus mengintimidasi Farius dan mengatakan kalau tidak segera mengirimkan uang dalam waktu 24 jam

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ada Kerabat Korban Dalam Gerombolan Penculik Safira
Warta Kota/Bintang Pradewo
Mahasiswi Universitas Indonesia, Safira Permatasari (20), yang diduga diculik oleh sekawanan penjahat terlihat ketakutan dan trauma saat dibawa ke Polrestro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2015) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fairus Sofyan (42), suaranya parau saat menjelaskan kronologi penculikan putri kesayangannya, Safira Permatasari (20) di Mapolrestro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/10) petang. Dia mengaku beruntung anak keduanya selamat dari kawanan penculik.

Mata pria pengusaha Production House (PH) itu tampak berkaca-kaca terharu, walaupun semalaman putrinya tidak pulang ke rumahnya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Komunikasi Fairus dengan Safira terhenti saat korban ingin menuju kampusnya, Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (19/10).

Saat itu, korban menelepon ayahnya yang mengabarkan kendaraan pribadinya ditangan kawanan perampok. "Awalnya saya terima telepon dari anak saya. Saya menduga ada perampok yang memepet mobil anak saya. Komunikasi dengan Safira setengah jam kemudian terputus. Sejak itu kita tidak komunikasi lagi," ucap ayah tiga anak itu.

Kemudian, masuk sebuah pesan singkat ke handphone pribadi Fairus yang isinya putrinya harus ditebus 1 juta dolar AS atau hampir Rp 15 miliar. Hal itu sempat membuat Fairus syok. Namun, dia langsung berkoordinasi dengan pihak Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Selatan.

"Saya lalu minta bantuan kepolisian. Alhamdulilah dapat tanggapan serius. Sore hari pengecekan dari handphone yang masuk ke saya. Intinya meminta uang tebusan," tuturnya.

Kemudian, polisi menyisir kelompok penjahat tersebut. Mereka terus mengintimidasi Farius dan mengatakan kalau tidak segera mengirimkan uang dalam waktu 24 jam, maka Safira akan dibunuh.

"Mereka mengintimidasi saya sampai Selasa (20/10/2015) pukul 07.00. Saya terus berkoordinasi dengan Kasatserse Polrestro Jakarta Selatan melalui telepon dan mencoba mengulur waktu. Mereka minta pukul 11.00 uang 1 juta dolar sudah diserahkan ke lokasi yang sudah ditentukan," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Awalnya, kawanan penculik itu menginginkan uang tebusan ditaruh di dekat Restoran Batavia Cafe, di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Namun, kemudian dipindah di dekat Hotel 1001, Taman Sari, Jakarta Barat.

"Saya terus intens komunikasi dengan penculik dan polisi berhasil mendeteksi keberadaan pelaku. Alhamdulilah, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, kami diberikan perlindungan dan pelaku berhasil ditangkap," tutur Fairus.

Ketika ditanya apakah ada di antara pelaku yang dikenali, Fairus mengaku ada satu orang yang dikenali. Ternyata setelah diselidiki salah satu pelaku bernama H (42), salah seorang kerabat korban. H pun ditangkap di rumah korban di X-Timah, Tebet, Jakarta Selatan.

Mahasiswi angkatan 2014 UI itu mengaku masih shock. Mengenakan baju lengan panjang berwarna biru, didampingi Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Selatan AKP Nunu Suparmi, korban selalu menutupi wajahnya.

Safira belum mau memberikan keterangan kejadian naas yang menimpanya. Nunu menjelaskan, korban masih syok berat. Karena itu, pihaknya akan melibatkan psikolog untuk memulihkan keadaan korban. "Korban masih syok. Jadi, kami akan bawa ke psikolog untuk membantu korban," ucapnya.

Kapolrestro Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat menjelaskan, ada lima pelaku yang diamankan polisi. Mereka ditangkap di dua lokasi yang berbeda.

Kelima tersangka adalah A (19), I (35), U (22), N (21), dan H (42). H sendiri ditangkap di rumah korban. Sementara A, N dan U ditangkap di Hotel 1001, Jakarta Barat. Sedangkan I dibekuk saat sedang nongkrong di kawasan Cideng, Jakarta Pusat.

Wahyu menjelaskan kronologi penculikan yang dilakukan jaringan spesialis penculikan tersebut. "Senin (19/10) pukul 10.00, modusnya para pelaku mengejar mobil korban saat bersama sopirnya. Tiba-tiba ada yang memukul-mukul mobil korban, seolah-olah mobilnya menyerempet mobil pelaku," kata Wahyu.

Wahyu mengatakan, Safira akhirnya keluar dari mobil dan naik taksi hendak ujian pukul 12.00 di kampus UI. Namun naas, taksi yang ditumpangi Safira diikuti mobil pelaku hingga terjadilah penculikan.

"Korban sempat dibawa pergi ke kawasan Puncak, dan kurang dari 24 jam polisi menangkap lima pelaku," jelas Wahyu. (bintang pradewo)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas