Universita Bung Karno Kerjasama dengan Malaysia
Universitas Bung Karno (UBK) menjajaki kerjasama dengan tiga universitas ternama di Malaysia.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Universitas Bung Karno (UBK) menjajaki kerjasama dengan tiga universitas ternama di Malaysia.
Ketiga universitas itu adalah Universitas Utara Malaysia (UUM), Universitas Multimedia (MMU) dan Universitas Teknologi Petronas (UTP).
Melalui rilis yang masuk ke Redaksi Tribunnews.com, hal itu disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad usai pertemuan dengan pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Rachmawati Soekarnoputri, di Yayasan Kepimpinan Perdana di Putrajaya, Malaysia (Senin, 14/12).
Mahathir yang juga merupakan Presiden Kehormat Yayasan Kepimpinan Perdana menyebut bahwa kerjasama yang dibangun akan fokus dalam bidang minyak dan gas, serta manajemen dan teknologi.
"Kerjasama ini mungkin akan melibatkan pertukaran informasi antara dosen dari Malaysia dan Indonesia," kata Mahatir.
Mahathir mengatakan, UBK adalah universitas yang memiliki komitmen kuat untuk menanamkan ajaran-ajaran Bung Karno di tengah generasi muda Indonesia.
"Kita semua mengetahui peranan Bung Karno dalam sejarah pergerakan kebangsaan di Asia dan Afrika. Kita perlu menggali kembali dan melanjutkan prinsip kemandirian dan penghargaan kemerdekaan dan kemanusiaan dari Bung Karno," ujarnya.
Sementara Rachma mengatakan, pihaknya sangat berbesar hati mendapat kesempatan menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan Malaysia.
Putri Bung Karno ini mengatakan, Malaysia memiliki sistem pendidikan yang baik.
"Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah modal dasar dalam membangun kemandirian dan menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan bangsa lain," ujar Rachma.
Dalam kunjungan kali ini Rachma didampingi Ketua YPS Benny Soemarno, Rektor UBK Soenarto, Wakil Rektor II Marhaendra Putra, Wakil Rektor IV Teguh Santosa, dan Public Relations UBK Michelle Hutasoit.
Sebelum menggelar jumpa pers yang dihadiri puluhan jurnalis Malaysia dan Indonesia, Mahathir dan Rachma menggelar pertemuan tertutup.(*)