Penganiayaan Pengendara Go-Jek Dampak Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan memicu para pengguna jalan raya mengalami stress
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai insiden penganiayaan pengendara Go-Jek di Kemang merupakan dampak kemacetan.
Kemacetan memicu para pengguna jalan raya mengalami stress dan mudah terpancing emosi.
"Pada pertengahan 2015, kami sudah mengingatkan pemerintah serius membenahi masalah kemacetan, kesemrautan lalu lintas di ibukota, karena potensi memicu konflik," tutur Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Selasa (16/2/2016).
Dia menjelaskan, insiden serupa akan terus terjadi, apabila pemerintah tak fokus dan memprioritaskan pembenahan masalah kemacetan, kesemrautan lalu lintas.
Menurut Edison, kondisi lalu lintas di Jakarta sudah sangat mengerikan, bahkan sudah membunuh aktifitas dan kreatifitas masyarakat.
Apabila manusia biasa, pasti kesal, lelah dan emosi saat berada di jalan raya.
Dia mengklaim pemerintah seperti tak peduli dan terkesan membiarkan kesemrautan lalu lintas terjadi setiap saat.
Ditambah lagi, sikap pemerintah yang tidak tegas dalam menegakkan hukum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden penembakan Rio terjadi di jalan depan toko susu Jalan Kemang Utara nomor 55 RT/RW 002/04, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, pada Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB.
Rio memakai jaket Go-Jek mengendarai sepeda motor.
Dia dipepet dua orang pengendara sepeda motor di sisi kanan dan kiri.
Setelah itu, dua orang tak dikenal itu menghentikan laju Rio.
Sempat terjadi adu mulut antara Rio dengan dua orang itu. Lalu, mereka mengeluarkan senjata api.
Berselang beberapa waktu kemudian terdengar bunyi letusan. Sementara itu, korban terjatuh ke jalan.
Aparat kepolisian menemukan proyektil di tempat laundry Sidomukti yang lokasi tak jauh dari tempat terjatuhnya korban.
Ada tiga bekas tembakan di tembok. Rio dilarikan ke Rumah Sakit Jakarta Medical Center (RS JMC).
Dia mengalami tiga luka sobek di kepala bagian belakang.