Wakil Gubernur Djarot Batal Resmikan Masjid Jami Nurul Falah Karena Tempat Wudhu-nya Licin
Ini penting untuk mencegah warga yang terpeleset ataupun terluka saat akan mengambil air wudu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat batal meresmikan Masjid Jami Nurul Falah yang berada di Kawasan Unit Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (1/4/2016).
Keputusan tersebut diambil karena tempat wudu di masjid yang sebelumnya dibongkar untuk ruang terbuka hijau, terkait penataan kawasan Pelabuhan Ikan Muara Angke itu, masih menggunakan keramik licin.
"Saya belum bisa meresmikan karena tempat wudu masjid ini masih perlu ditata ulang. Lantai ruang wudu sangat licin dan berbahaya bagi jemaah yang hendak salat," ujar Djarot kepada jemaah Masjid Jami Nurul Falah, Jumat (1/4/2016).
Djarot mengatakan seharusnya pihak pengelola pelabuhan menggunakan lantai keramik yang kasar dan kesat untuk tempat wudu.
Ini penting untuk mencegah warga yang terpeleset ataupun terluka saat akan mengambil air wudu.
"Masjid ini sudah megah dan bagus, tapi perlu disempurnakan lagi pembangunannya supaya bisa menjadi masjid yang aman dan nyaman bagi jemaahnya. Ini jadi pekerjaan rumah kita bersama untuk memperbaiki tempat wudu," katanya.
"Kalau saya resmikan masjid hari ini dengan kondisi lantai tempat wudu yang licin, kemudian ada jemaah yang terpeleset dan terluka karena kondisi itu, nanti malah saya yang disalahkan. Bukan Pak Darjamuni atau imam masjid," sambung mantan Wali Kota Blitar tersebut.
Djarot menambahkan pihaknya siap membantu menyiapkan anggaran untuk mengganti lantai tempat wudu agar menjadi layak digunakan. Bantuan dana tersebut akan dikeluarkan apabila pihak pengelola kawasan Pelabuhan Ikan Muara Angke tidak lagi memiliki anggaran darurat untuk perbaikan masjid.
"Setelah renovasi pada bagian tempat wudu selesai, saya akan meresmikan masjid ini dan akan datang kembali untuk salat Jumat atau salat Magrib," ungkapnya.
Penulis: Junianto Hamonanga