Herman Bunuh Nurdin Karena Saat Mau Pinjam Uang Untuk Beli Pulsa Malah Dibentak
Herman (32) yang tak lain adalah sopir korban nekat membunuh Nurdin (52) karena merasa direndahkan ketika hendak meminjam uang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kepala Kepolisian Sektor Jatiasih, Komisaris Aslan Sulastomo membenarkan, bahwa kasus pembunuhan guru SMK Negeri 33 Jakarta Utara dipicu rasa sakit hati pelaku terhadap korban.
Herman (32) yang tak lain adalah sopir korban nekat membunuh Nurdin (52) karena merasa direndahkan ketika hendak meminjam uang.
"Pelaku meminjam uang Rp 100.000 untuk membeli pulsa, tapi pengakuan pelaku dia justru dibentak sehingga dia menjadi sakit hati lalu membekap korban," ujar Aslan di kantornya pada Senin (18/4/2016) siang.
Aslan mengungkapkan, karena rasa jengkel itulah seketika Herman mencekik korban dan menyumpal mulutnya menggunakan kaos oblong warna putih. Korban sempat berontak sehingga tubuh Herman membentur kaca depan sampai retak.
"Usai melumpuhkan korban, pelaku sempat mengecek hembusan nafas korban dengan menempelkan telinganya ke bagian dada korban. Saat itu korban masih hidup dan dibawa pelaku pulang ke rumahnya," tambah Aslan.
Setibanya di rumah, kata Aslan, pelaku kembali mengecek hembusan nafas korban untuk memastikan Nurdin telah tewas.
Sebetulnya, Herman hendak merangkai cerita bahwa Nurdin tewas karena serangan jantung. Namun rencana itu berantakan karena kaca depan mobil korban retak.
Begitu mengetahui korban tewas, pelaku hendak melarikan diri menggunakan motornya Yamaha MX bernopol B 6347 BLF miliknya.
Beruntung, pembantu korban bernama Atun (50) yang memergoki lalu melaporkan kejadian ini ke istri korban bernama Ida Nuraini (52) lewat sambungan telepon.
Tanpa disadari, rupanya Herman membuntuti Atun dengan membawa kunci stir mobil dan langsung menghujamkannya ke kepala Atun sebanyak dua kali hingga tersungkur.
"Setelah itu pelaku kabur menggunakan motornya," jelasnya.
Di tengah perjalanan, kata dia, pelaku sempat ditegur satpam perumahan ihwal kaca depan mobil yang retak. Pelaku lalu menjawab hendak memanggil perusahaan asuransi untuk memperbaiki kaca tersebut.
Menurut dia, kasus pembunuhan itu terjadi ketika Herman tengah mengantar Nurdin untuk berolahraga pagi di sebuah taman daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Korban memang biasa berolahraga karena terserang penyakit stroke sejak beberapa bulan terakhir. (Fitriyandi Al Fajri)