Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Kondisinya Mulai Membaik, Brigadir Hanafi Belum Bisa Berbicara Banyak

Brigadir Hanafi, polisi yang menjadi korban pengeroyokan oknum suporter Persija hingga kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Sukanto.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Meski Kondisinya Mulai Membaik, Brigadir Hanafi Belum Bisa Berbicara Banyak
Super Ball/Super Ball/Feri Setiawan
Suporter Persija Jakarta memasukin lapangan saat pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC dalam laga Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (24/6/2016). Pertandingan tersebut dihentikan setelah suporter Persija Jakarta masuk ke lapangan dan menyerang petugas kepolisian setelah Persija tertinggal 1-0 atas Sriwijaya FC. Super Ball/Feri Setiawan 

Pada Sabtu (25/6/2016) malam, sebuah toko yang menjual Marchendise atau pernak-pernik Persija diserang oleh sejumlah orang yang menggunakan penutup muka.

"Menggunakan penutup muka, jadi kita engga lihat, jalan ditutup oleh mereka," ujar Aris salah seorang saksi mata di tempat kejadian.

Penyerangan yang dilakukan puluhan orang yang mengendarai motor tersebut berlangsung sangat cepat.

Menurutnya begitu tiba di depan toko Crazy Orange pada Sabtu sekitar jam 8 malam, puluhan orang tersebut langsung masuk ke dalam toko dan merusak yang ada di dalamnya.

Menurut Aris, mereka juga menganiaya tujuh orang yang berada di dalam toko.

"Bahkan ada yang keluar dari gang sebelah bernama Agil langsung ditodong senjata," paparnya.

Akibat penyerangan tersebut empat orang mengalami luka-luka dan sempat dirawat di rumah sakit. Mereka yakni Agil, Reza, Nurizah dan Farhat. Dua dari empat orang tersebut hingga kini masih dirawat di RSCM.

BERITA TERKAIT

"Kalau Agil ama Reza udah balik. Mereka lukanya engga begitu parah, walaupun ada jahitan di kepalanya. Kalau Nurizah itu parah. Luka bekas bacokan di mukanya, sampai kena mata. Dia ama Farhat sekarang masih di RSCM di ruang UGD, enggak ada yang bisa jengguk dulu," ungkap Aris.

Aris mengaku tidak mengetahui siapa orang-orang tersebut. Hanya saja menurutnya mereka rata-rata berbadan tegap. Ia dan lainnya saat itu tidak berani melawan karena jumlahnya banyak.

"Waktu mereka datang saya langsung bersembunyi ke belakang (toko) di situ ada lorong menuju gudang," paparnya.

Pantauan Tribunnews, toko tersebut kini diberi garis polisi. Terdapat serpihan kaca di sekeliling toko yang ditutup rolling door tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas