Apa Kabar Dua Pahlawan Bom Thamrin, AKBP Ahmad Untung dan Ipda Tamat?
Secara khusus Polri juga memberikan penghargaan pada anggotanya yang berjasa dalam mengungkap kejadian tertentu, seperti bom Thamrin.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Selama dirinya menjadi Kapolres Aceh Utara, ia bisa menggagalkan 13 pengibaran bendera GAM yang ukurannya sangat besar.
Termasuk soal sengketa tanah di sekitar Waduk Krueng Keureuto atau Waduk Jokowi di Tanah Luas, juga berkesan bagi Untung.
"Waduk itu kan oleh Pak Presiden Jokowi akan dijadikan proyek tenaga listrik. Ini malah ada pihak yang menentang dan menghalangi, saya harus membela keadilan warga," ucapnya.
Hal lainnya, saat awal menjabat sebagai Kapolres Aceh Besar, Untung mendapat laporan ada 24 anggotanya yang terlibat narkoba.
Untung langsung bersikap menggembleng anggota itu agar bersih dari barang haram. Untung mengumpulkan para anggotanya, diberi pengarahan bahkan sampai menggebrak meja.
"Saya sampai gebrak meja supaya mereka sadar, sekarang dari 24 sisa 4 anggota. Mereka terus saya didik, olahraga lari dan direhab," tegasnya.
Tamat punya cerita sendiri. Selain bom Thamrin yang tidak bisa dilupakan, kinerja Tamat di Bekasi yang sukses mengungkap kasus mobil box yang "dimutilasi" atau dijual dengan cara dipereteli juga menjadi prestasi.
"Peristiwa Bom Thamrin pastinya berkesan. Lalu saya saat baru di Bekasi berhasil ungkap curanmor mobil box yang "dimutilasi"," terang Tamat yang pada Januari 2016 nanti akan mendapat kenaikan pangkat menjadi Iptu.
Tamat menambahkan penghargaan pin emas dari Polri atas jasanya di Bom Thamrin sangat disyukurinya.
Bagi Tamat, pin emas itu adalah penghargaan tertinggi dan capaian tertinggi Tamat mengabdi bagi Polri dan negara selama 23 tahun berkarir di kepolisian.
"Dapat pin emas itu kebanggaan dan prestasi tertinggi saya di Polri. Pin itu akan terus saya simpan," tambahnya.