Lima Gram Tembakau Gorila Seharga Rp 450 Ribu Hanya Cukup untuk Satu Hari
Riza yang sudah menjalani proses pemulihan selama empat bulan, mengaku sudah lebih baik ketimbang saat awal datang ke tempat rehabilitasi itu.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Dewi Agustina
Selain itu, tidak ada bau menyengat seperti saat mengonsumsi narkoba lain. Sehingga tidak banyak orang tahu yang dia konsumsi membuatnya merasa sensasi tertentu.
Namun, selain harga yang relatif lebih mahal dari narkoba jenis lain, efek buruknya pun diakui Riza lebih cepat terasa. Hal itu juga yang membuatnya ingin berhenti.
"Kalau bicara dengan orang lain jadi suka bengong tiba-tiba. Mikir juga jadi lebih lemot," urainya.
Berbeda dengan Riza yang sudah tampak lebih segar, Diko (nama samaran) masih berjuang kuat untuk melepas ketergantungannya.
Laki-laki asal Jakarta itu, baru satu pekan menjalani rehabilitasi. Dia pun sempat menunjukkan tangannya yang bergetar karena efek tembakau gorila.
"Efeknya kaya orang Parkinson, tangan tremor (bergetar) terus suka skip (menghayal)," ungkap Diko.
Kedua bekas pecandu itu menyebutkan, saat ini masih sangat mudah menemukan tembakau jahat itu di dunia maya. Tidak hanya itu, peredarannya pun banyak di kalangan mahasiswa. Keduanya mengaku pertama kali mendapatkannya saat masih berkuliah. (val)