Tanggapan Mengejutkan PKS soal Spanduk Larangan Pagelaran Wayang Kulit
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki cara sendiri untuk menanggapi spanduk larangan pagelaran wayang kulit yang fotonya jadi viral.
Penulis: Robertus Rimawan
"Karena presiden sudah mengingatkan, aparat keamanan harus mencari tahu, siapa yang menciptakan hoax-hoax ini? Sebenarnya tidak sulit kalau kita mau menelusuri lebih jauh," kata Andreas.
Apalagi, kata Andreas, pemerintah telah membentuk Badan Cyber Nasional yang bertugas mengawasi lalu lintas komunikasi dunia maya.
Sementara itu Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, menanggapi peredaran larangan pagelaran wayang kulit di spanduk-spanduk yang sedang ramai di sosial media itu.
Diketahui Djarot ialah penikmat budaya wayang. Seringkali ia menyisihkan waktunya di tengah masa kampanye untuk menonton pagelaran wayang.
"Ada spanduk-spanduk (bertuliskan), 'wayang bukan budaya dan syariat Islam'. Dilarang piye, wong wayang itu pagelaran bukan pemutaran," kata Djarot, di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2017).
Pria kelahiran Magelang itu menyebut, salah satu media penyebaran ajaran agama Islam juga melalui wayang, seperti yang telah disyiarkan oleh para Wali Songo.
Sementara itu, dalam akun Twitter pendiri Majalah Tempo yang juga seorang sastrawan, Goenawan Mohamad ikut mengunggah foto tersebut melalui Twitter @gm_gm.
"Spanduk di Cempaka Putih, Jakarta. Wayang kulit dilarang. (Menurut orang-orang yang tahu, syiar Islam di Jawa dengan wayang)," cuitnya.
Spanduk tersebut bertuliskan "Menolak dengan Keras Pemutaran Wayang Kulit", "Wayang Kulit Bukan Budaya dan Ajaran Umat Islam", serta "Pemutaran Wayang Kulit Bukan Syariat Islam". (*)