Jenazah Mulyadi Pelaku Penusukan Brimob Dimakamkan di Kampung Halamannya di Bukittinggi
Usai dipastikan melalui tes DNA, akhirnya jenazah pelaku penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Mulyadi, diserahkan kepada pihak keluarga.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai dipastikan melalui tes DNA, akhirnya jenazah pelaku penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Mulyadi, diserahkan kepada pihak keluarga.
Pihak keluarga akan memakamkan jenazah Mulyadi di kampung halaman, Lasi, Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (7/7/2017).
Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, dalam keterangan tertulis.
Rikwanto menjelaskan, pelaksanaan penyerahan jenazah Mulyadi ke pihak keluarga telah dilaksanakan di RS Kramat Jati pada Jumat kemarin.
Jenazah diterima oleh kakak kandung Mulyadi, Nismawati dan pamannya, Ais.
"Selanjutnya jenazah dibawa ke bandara untuk diterbangkan ke Padang dan akan dimakamkan di Lasi, Bukittinggi, Sumatera Barat," jelas Rikwanto.
Diberitakan, Mulyadi (28 th) tewas ditembak petugas karena tetap melawan usai melakukan penusukan dengan sangkur kepada dua anggota Brimob, di Masjid Falatehan, seberang Mabes Polri, Jakarta, pada Jumat (30/6/2017) malam.
Baca: Masih Proses Cerai, Lucky Hakim Kepergok Jalan Bareng Berondong
Kedua korban adalah, AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar mengalami luka dalam pada bagian pipi akibat sabetan dan tusukan sangkur dari Mulyadi.
Penyerangan itu terjadi setelah Mulyadi dengan beberapa polisi dan warga melaksanakan Salat Isya berjemaah di masjid tersebut.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan KTP milik Mulyadi dengan data alamat tempat tinggal palsu, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Sebab, ia tinggal di rumah kontrakan bersama kakak iparnya dan berprofesi sebagai penjual kosmetik di sebuah pusat perbelanjaan di Cikarang.
Hasil penelusuran polisi, Mulyadi bukan bagian kelompok teroris di Indonesia. Dalam aksinya dia bertindak seorang diri alias lone wolf.
Diduga Mulyadi melakukan penyerangan kepada polisi karena terinspirasi setelah melihat sejumlah konten radikal kelompok ISIS di media sosial. (Abdul Qodir)