Setelah Cekik Istrinya Hingga Tewas, Suhartanto Hubungi Keponakannya Untuk Lihat Kondisi Jenazah
"Pelaku meminta maaf karena telah ketahuan selingkuh dengan perempuan lain, oleh korban,"
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Usai membunuh istrinya Yeni Maharani (26) dengan dicekik di bawah Jembatan Grand Depok City (GDC), Suhartanto (29) alias Suhar, mengaku masih sempat berada di kerumunan massa yang gempar, karena temuan jenazah Yeni, Kamis (20/7/2017) sore.
Ia menunggu keponakannya Yanuar datang, untuk melihat dan memastikan kondisi istrinya yang dibunuhnya itu.
Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Firdaus menuturkan usai mencekik leher istrinya hingga tewas, pelaku langsung menelpon Yanuar keponakannya, agar datang ke Jembatan GDC dan meminta mengecek korban yang saat itu jenazahnya sudah tewas dan dikerumuni massa.
Pelaku katanya kemudian pulang ke rumahnya di Kalimulya, Cilodong, menggunakan motornya sendiri.
Baca: Perselingkuhan Suami Berujung Cekikan Terhadap Istri Di Bawah Jembatan Grand Depok City
"Sedangkan Yanuar di tinggal di tempat kejadian perkara," kata Firdaus, Jumat.
Menurut Firdaus, Suhartanto yang asal Kebumen, dan Yeni yang asal Purbalingga, sudah dikaruniai seorang anak dari hasil pernikahan mereka.
Di Depok mereka tinggal di rumah kakaknya atau ayah Yanuar di RT 3, RW 3, Kalimulya, Cilodong, Depok.
Firdaus menjelaskan pelaku membunuh korban secara spontan di lokasi kejadian dimana korban ditemukan, yakni di bawah Jembatan GDC.
Korban ditemukan warga Kamis (20/7/2017) sore sekira pukul 16.30, sementara pelaku diduga membunuh korban satu jam sebelumnya.
Motifnya diduga karena pelaku kesal akibat permintaan maafnya ke korban diacuhkan.
Baca: Mayat Wanita Dengan Mata Melotot Ditemukan di Bawah Jembatan Grand Depok City
"Pelaku meminta maaf karena telah ketahuan selingkuh dengan perempuan lain, oleh korban," kata Firdaus.
Menurut Firdaus di lokasi kejadian, pelaku yang bekerja serabutan itu, sempat membujuk korban agar pulang dan meminta maaf karena telah selingkuh.