Hasil Patungan Ahok, Djarot, dan Addie MS, Kini Air Mancur Monas Bisa Menari
Warna merah-putih pada air mancur memunculkan semangat nasionalisme saat lagu-lagu kebangsaan dimainkan.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air mancur menari di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat), akhirnya dapat dinikmati kembali sejak Sabtu (12/8/2017) malam, setelah delapan tahun tak berfungsi.
Lagu "Tanah Airku" karya Ibu Sud berkumandang di Monas diikuti gerak-gerik air mancur.
Gerakan air mancur itu dikendalikan oleh alat magic piano sehingga terlihat ikut menari seirama dengan alunan musik yang dimainkan.
Lebih dari itu, air mancur juga tampak berwarna-warni karena didukung teknologi screenwater.
Warna merah-putih pada air mancur memunculkan semangat nasionalisme saat lagu-lagu kebangsaan dimainkan.
Keindahan air mancur menari di Monas atau Jakarta Monas Fountain ini tak terlepas dari kerja sama berbagai pihak.
Air mancur menari pertama kali diresmikan pada 2005, saat Gubernur DKI Jakarta dijabat Sutiyoso.
Air mancur itu rusak pada 2009 dan kolamnya tak lagi terawat.
Bahkan saat itu, kolam digunakan untuk berenang hingga memancing. Lumut semakin menebal di dinding-dinding kolam.
Namun, bayang-bayang akan air mancur menari yang megah tak pernah hilang. Upaya mewujudkan kembali air mancur menari akhirnya tercetus.
Kepala UPT Monas Sabdo Kristianto menceritakan, para pekerja harian lepas (PHL) di Monas kemudian bersemangat untuk membersihkan area kolam yang sudah kotor dan berbau itu. Mereka mencari tahu di mana letak kerusakan air mancur.
Segala masalah dan perbaikan itu kemudian dilaporkan ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta dan Djarot Saiful Hidayat yang saat itu menjadi wakil Ahok.
Perbaikan air mancur menari ternyata membutuhkan dana yang tak sedikit.
Pihak UPT Monas sempat mencari darna corporate social responsibility (CSR), tetapi tak kunjung dapat.