Ini yang Dicemaskan Gubernur DKI Bila Sistem Ganjil-Genap Dipermanenkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rasa kekhawatirannya bila sistem perluasan ganjil genap (gage) dipermanenkan
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rasa kekhawatirannya bila sistem perluasan ganjil genap (gage) dipermanenkan di Ibu Kota Jakarta.
Menurut Anies, bila sistem gage dipermanenkan jangka panjangnya akan timbul berbagai masalah, salah satunya masyarakat akan kembali membeli mobil untuk menghindari aturan itu.
Baca: Gading Marten Penasaran Closing Ceremony Asian Games 2018
"Potensi lain yang terjadi apa coba? (masyarakat memiliki) mobil dua, apalagi?," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Untuk itu Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu meminta kepada semua pihak untuk menyimpulkan dampak jangka panjang bila kebijakan gage dipermanenkan.
"Jadi begini hati-hati dengan ini simpel ini, hati-hati dengan dua data jangka pendek karena dua data jangka pendek dalam sebuah konteks pertandingan kayak kemarin kalau ditarik jangka panjang belum tentu kesimpulannya sama," ujarnya.
Diketahui, Wakil Kepala Dinas Perhungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko menuturkan presentse kenaikan kecepatan rata-rata kendaraan dari sebelum perluasan ganjil genap hingga minggu ke dua bulan Agustus 2018 pelaksanaan ganjil genap Asian Games 2018 adalah 52,63 persen.
Peningkatan kecepatan itu dari 20,63 Km per jam menjadi 31, 50 Km per jam.
Kemudian presentase penurunan waktu tempuh rata-rata kendaraan dari sebelum perluasan gage hingga pekan kedua bulan Agustus 2018 pelaksanaan Asian Games adalah 34 persen.
"Penurunan presentase ini dari menit 15,56 menit menjadi 10, 27 menit," kata Sigit.