Isu Erwin Aksa Jadi Calon Wagub DKI, Anies Baswedan : Dekat Tidak Berarti Maju
Isu Erwin Aksa Jadi Calon Wagub DKI, Anies Baswedan : Dekat Tidak Berarti Maju
Penulis: Miftah Salis
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Nama Erwin Aksa santer dibicarakan menjadi Calon Wagub DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan mengenai isu tersebut.
Menurutnya kedekatannya dengan Erwin Aksa tidak berati maju ataupun mengajukan.
"Kalau dekat dengan siapa saja tidak berarti kemudian maju, mengajukan dan lain-lain tidak," kata Anies Baswedan di Balai Kota BKI, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).
Meskipun dekat dengan sosok Erwin Aksa hal ini tidak lantas membuat Anies Baswedan mengajukan politisi Golkar tersebut untuk mendampinginya.
Erwin Aksa merupakan pengusaha sekaligus politisi dari partai Golkar.
Anies Baswedan mengatakan isu pencalonan Erwin Aksa menjadi Cawagub DKI Jakarta adalah hal yang tidak masuk akal.
Mengingat partai Golkar bukan partai pengusung pada pencalonan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017.
"Saya juga kaget mendengar gosip itu. Menurut saya gosip ini beredar diperlukan rendahnya kemampuan berpikir kritis untuk bisa percaya gosip ini. Tidak masuk di dalam akal," kata Anies.
Anies juga merasa tidak mungkin partai pengusungnya yaitu Gerindra dan PKS mengusulkan nama yang bukan dari kedua pratai tersebut.
Baca: Anies Baswedan Sebut Tak Masuk Akal Erwin Aksa Calon Wagub DKI
"Mungkinkah nama barunya dari Partai Golkar? bagaimana gitu? Wong PKS sama Gerindra saja itu belum sepakat di antara mereka, tahu-tahu muncul nama ketiga, ya PKS pasti nggak mau terima, Gerinda juga pasti nggak mau terima. Karena namanya adalah ini dari DPP Golkar gitu," jelasnya.
Isu ini juga memperoleh tanggapan dari Ketua Koperasi Bamus Betawi, Aziz Ambadar.
Ia menilai Erwin Aksa dapat menjadi jalan tengah dalam pemilihan Cawagub DKI Jakarta.
"Saya kira, Erwin Aksa bisa menjadi jalan tengah. Karena Gerindra juga terkesan tidak ikhlas melepas begitu saja jatah kursi DKI-2 yang awalnya milik Gerindra kepada kader PKS," kata Aziz di Jakarta, Jumat (7/12/2018) dilansir dari Wartakotalive.com.