Kondisi Sekitar Flyover Slipi Setelah Aksi 22 Mei
Sebelumnya pedagang kaki lima terpaksa tak berjualan lantaran terjadi kerusuhan antara massa aksi dengan petugas kepolisian.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari pasca aksi 22 Mei, situasi fly over Slipi, Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Kemanggisan Utama Raya, dekat mal Slipi Jaya, sudah kondusif, Kamis (23/5/2019).
Pedagang kaki lima yang biasanya menggelar lapaknya di sepanjang jalan tersebut juga terlihat sudah berjualan.
Sebelumnya mereka terpaksa tak berjualan lantaran terjadi kerusuhan antara massa aksi dengan petugas kepolisian.
Baca: Dua Penumpang Ambulans Pembawa Batu Disebut Pengurus Gerindra Tasikmalaya
Para pengguna jalan sudah bisa melalui jalan tersebut, baik yang menuju ke arah Tanah Abang maupun yang menuju ke arah Kemanggisan.
Baca: Pesan Almarhum Ustaz Arifin Ilham Kepada Anaknya Singgung Bahasa Cebong dan Kampret
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, sekira pukul 17.45 WIB, para pedagang yang mayoritas merupakan penjual makanan serta minuman telah menjajakan dagangannya menjelang waktu berbuka puasa.
Baca: Pesan Ustaz Arifin Ilham Kepada Anak-anaknya, yang Utama Mengamalkan 7 Sunah
Mereka terdiri dari pedagang makanan seperti gorengan, pedagang sate ayam, pedagang pecel lele dan ayam goreng, hingga pedagang tahu bulat.
Selain itu pula ada yang menjual minuman segar berupa es buah dan berbagai jenis kolak.
Baca: Mengenang Almarhum Ustaz Arifin Ilham, Opick: Dia Guru, Cuma Dia Lucu dan Kekanak-kanakan
Seorang pedagang tahu bulat yang bernama Marjiono (37) mengungkapkan dirinya terpaksa tak berjualan selama dua hari sejak tanggal 21 dan 22 karena jalan tempat dia berdagang yakni di Kemanggisan itu menjadi arena aksi kerusuhan.
"Udah dua hari saya enggak berjualan di sini, kan saya emang mangkalnya di sini (Jalan Kemanggisan Utama)," ungkapnya.
Baca: Tanpa Ustaz Arifin Ilham, Opick yang Dulu Merasa Berantakan Mungkin Tak Akan Jadi Penyanyi Religi
Ia juga mengungkapkan rumahnya terletak tak jauh dari lokasi ia berjualan.
Karena itu, ia melihat bagaimana aksi terjadi hingga berujung pada kerusuhan yang membuat kepolisian menembakkan gas air mata.
"Rumah saya itu dekat sini, dekat Tugu Kemanggisan. Dari rumah saya kelihatan rusuhnya, ada yang ditangkap juga massa itu dan itu bukan warga sini," jelasnya.
Sementara itu, ketika Tribunnews.com berhenti di jalan tersebut, sisa-sisa gas air mata masih terasa, menusuk hidung.
Sebelumnya, aksi menolak rekapitulasi suara Pemilu terjadi di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Massa tak hanya terkonsentrasi di depan Gedung Bawaslu, tapi menjalar ke beberapa titik.
Satu di antaranya yakni di Jalan Kemanggisan Utama Raya, Jakarta Barat.
Aksi yang berujung kerusuhan itu membuat petugas kepolisian menembakkan gas air mata lantaran massa aksi menyerang dengan menyalakan petasan ke arah petugas kepolisian.