Sekretariat DPRD DKI Masih Cari Pin Berbahan Kuningan Untuk Penuhi Permintaan PSI
Sekretariat DPRD DKI Jakarta sedang mencari pin anggota DPRD dari bahan kuningan guna memenuhi permintaan dari PSI sebagai pengganti pin emas.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretariat DPRD DKI Jakarta sedang mencari pin anggota DPRD dari bahan kuningan.
Hal tersebut guna memenuhi permintaan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai pengganti pin emas.
Diketahui tujuh calon legislatif DPRD terpilih periode 2019-2024 dari PSI akan dilantik, Senin (26/8/2019).
"Beberapa waktu lalu mereka minta diupayakan dari kami (pin berbahan kuningan), nah sekarang kami masih mencarinya nih mudah-mudahan ketemu," kata Sekretaris DPRD DKI Jakarta M Yuliadi, Senin (25/8/2019) siang.
Dalam kesempatan itu, Yuliadi tidak mampu memastikan apakah pin berbahan kuningan yang diminta PSI bisa didapat atau tidak.
Baca: Warga Riau Diimbau Pakai Masker ke Luar Rumah
Baca: Tabrakan Motor dan Mobil di Kalianda, 2 Orang Dilaporkan Tewas
Baca: Peserta Bogor Half Marathon Banyak yang Kehausan, Bima Arya Marah Blacklist EO Ultimarace
Baca: 5 Korban Tertimpa Sound System, Kapolsek Padang Panjang: Anak-anak Ini Akan Menari Massal Besok
Sebab sampai Minggu (25/8/2019) siang, staf DPRD sedang 'berburu' pin emas di lokasi atribut dan aksesoris aparatur di wilayah Jakarta.
"Untuk lokasi pembelian pin (berbahan kuningan) yang jelas masih di daerah Jakarta, yah di tempat aksesoris begitu. Kami pesan ke tempat lain, karena nggak mudah loh pesan pin yang memenuhi standar dan harus sama dengan yang dikeluarkan dewan," ujar Yuliadi.
Bila pin berbahan kuningan tidak kunjung ditemukan, maka Setwan terpaksa menyematkan pin emas kepada caleg PSI sebagai identitas anggota DPRD dan sifatnya hanya sementara.
Bila pin berbahan kuningan sudah dibeli, maka Setwan akan menyimpan pin emas tersebut sebagai cadangan.
"Sesuai arahan Ketua DPRD DKI (Prasetio Edi Marsudi), pin kami simpan, nanti digunakan bila dibutuhkan karena itu hak mereka (PSI) kalau tidak mau memakai pin emas," ucapnya.
DPW PSI DKI Jakarta menolak kadernya memakai pin berbahan emas sebagai atribut menjadi anggota DPRD.
PSI menganggap, pengadaan pin emas itu pemborosan anggaran, sehingga dia mengusulkan agar diubah memakai pin berbahan kuningan.
"Kami menilai sangat tidak perlu dan tidak substantif dengan kinerja DPRD itu sendiri, jadi sebaiknya dialihkan untuk kegiatan kesejahteraan masyarakat," kata Idris Ahmad, Caleg DPRD PSI terpilih periode 2019-2024.
Pemprov DKI menganggarkan dana sekitar Rp 1,3 miliar untuk pembelian pin emas dengan kadar 22 karat.
Emas seberat 5 gram dibeli untuk 132 orang dengan anggaran Rp 552.703.800 dan emas seberat 7 gram untuk 132 orang dengan anggaran Rp 779.647.330.